Kepala Biro Humas Kemenkeu Yudi Pramadi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menjelaskan, kenaikan tarif cukai itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.011/2010 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau yang ditetapkan pada 3 November 2010.
Dalam peraturan tersebut disebutkan tarif cukai per batang atau gram untuk Sigaret Kretek Mesin (SKM) Golongan I dengan batasan harga jual eceran (HJE) per batang atau gram lebih dari Rp660 naik dari Rp310 per batang/gram menjadi Rp325 per batang/gram.
Sedangkan, SKM Golongan I dengan batasan HJE per batang/gram lebih dari Rp630-660 juga mengalami kenaikan dari Rp300 per batang/gram menjadi Rp315 per batang/gram.
Tarif cukai SKM Golongan II dengan batasan HJE per batang/gram paling rendah Rp374-380 naik dari Rp155 per batang/gram menjadi Rp170 per batang/gram.
Selain itu, rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau Sigaret Putih Tangan (SPT) Golongan I dengan batasan HJE per batang/gram lebih dari Rp590 mengalami kenaikan tarif cukai dari Rp215 per batang/gram menjadi Rp235 per batang/gram.
SKT Filter atau SPT Filter golongan II dengan batasan HJE per batang atau gram paling rendah Rp 374-380, tarif cukainya naik dari Rp155 per batang/gram menjadi Rp170 per batang/gram.
Dalam lampiran peraturan tersebut disebutkan tarif cukai dan HJE minimum hasil tembakau yang diimpor jenis SKM dengan batasan HJE terendah per batang/gram Rp661 naik dari Rp310 per batang/gram menjadi Rp325 per batang/gram.
Sedangkan jenis hasil tembakau SKT atau SPT dengan batasan HJE terendah per batang/gram Rp591 tarif cukainya naik dari Rp215 menjadi Rp235 per batang/gram.
Dengan berlakunya PMK ini, penetapan tarif cukai oleh kepala kantor berdasarkan PMK Nomor 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau sebagaimana telah diubah PMK nomor 99/PMK.011/2010 masih berlaku sampai 31 Desember 2010.(*)
(T.S034/A023)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010