Seoul (ANTARA News/Reuters) - Korea Utara yang miskin telah lama memiliki rasa bangga atas dirinya untuk prinsip kemandirian atau disebut dengan "Junche", namun tidak banyak orang yang tahu bahwa pemimpin negara itu, Kim Jong-il, juga menerapkan prinsip yang sama untuk...tarian.

"Dua puluh tahun telah berlalu sejak pemimpin Kim Jong-il menerbitkan karya terkenalnya, `Theory of Dancing Art`," tulis kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) pada Selasa.

"Karya tersebut memformulasikan berbagai karakter dan misi dasar dari seni tari dan orientasi mengenai perkembangan baru seni tari yang dijelaskan oleh ide Junche."

KCNA memiliki keterampilan khusus untuk menyampaikan kritik keras mengenai "ibu dari semua penyebar perang", Amerika Serikat dan Korea Selatan, namun masih mencari waktu untuk mengatakan kepada pembaca mengenai sisi Korut yang lebih ringan, kalau bukan sisi yang lebih aneh.

Semenjak karya tersebut dipublikasikan, "orisinalitas dan validitas atas pemikiran Kim Jong-il dan teori mengenai seni tari yang berdasar pada Junche telah sepenuhnya menunjukkan bahwa banyak karya tari terkenal tercipta dan notasi tari yang sempurna", tulis KCNA.

Korut terlibat dalam suatu kebuntuan keadaan dengan Korsel setelah kapal Korut menembak pulau di sebelah selatannya pekan lalu, menewaskan empat orang.

Mungkin dengan pemikiran yang demikian, KCNA memberikan contoh penampilan "Tentara dan Rayat Bersatu di Bawah Satu Pemikiran Pemimpin" dan dalam menari "Saya Masih Melihat Kemenangan dalam Revolusi!" dan "Kami Tidak Akan Pernah Menyerahkah Seinci pun Tanah Kami".

"Terima kasih kepada pemikiran dan teori Kim Jong-il yang mencengangkan, seni tari Korea telah dikembangkan berdasar prinsip Juche, yang revolusioner yang berdasar pada gaya tari nasional dan kehidupan rakyat." (*)
(Uu.KR-DLN/B/H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010