Solo (ANTARA News) - Museum Radyapustaka di Solo, Jawa Tengah, sulit diakses kaum difabel karena di depan pintu masuk hanya ada tangga lantai sehingga anak berkebutuhan khusus ini harus diangkat untuk bisa memasuki museum ini.

Ketua Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surakarta, Mardianto, Jumat, mengatakan murid YPAC mengalami kesulitan masuk ke dalam museum karena tidak ada ram atau jembatan yang bisa dilalui kursi roda yang digunakan kaum difabel.

"Para siswa khususnya penderita cacat yang tidak bisa mandiri harus diangkat dan dibantu oleh orang lain karena tidak ada akses untuk kursi roda," katanya.

Padahal, kata dia, museum tertua di Indonesia tersebut merupakan tempat umum dan seharusnya dimudahkan dalam mengakses kesana.

Selain itu, dia juga mengatakan, dengan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang kesetraan kaum difabel maka Museum Radyapustaka belum bisa dikatakan sebagai tempat wisata umum.

"Kaum difabel belum memperoleh hak yang sama dengan masyarakat normal lainnya ketika ingin menuju museum," katanya.

Maka dari itu, dia melanjutkan, perlu adanya akses yang bisa dilewati oleh kaum difabel di tempat umum khususnya tempat edukasi.

Peraturan wali kota yang menyegerakan perda terwujud pada 2011 seharusnya dijadikan acuan untuk memperbaiki beberapa tempat umum yang sulit dijangkau kaum difabel.

Kalau aksesibiltas kaum difabel terealisasikan di semua tempat umum, lanjut dia, maka kaum difabel tidak merasa terpinggirkan.

Dalam rangka memperingati Hari Internasional Penyandang Cacat yang jatuh pada 3 Desember 2010, YPAC mengajak sekitar 70 siswa YPAC mulai dari SD hingga SMA untuk berkunjung ke Museum Radyapustaka.

Dia menambahkan, dengan mengajak siswa menuju museum yang sulit diakses dapat memberi semangat dan menggugah rasa percaya diri mereka bahwa penyandang cacat harus memanfaatkan sisa tubuh yang ada.(*)
(ANT-201/A030)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010