Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pariwisata Taufan Rahmadi mengapresiasi kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di berbagai daerah wisata.

“Saya melihat sekali bagaimana program-program di daerah terkait vaksinasi digeber terus tentunya melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dengan Dinas Pariwisata di daerah,” ujar dia ketika dihubungi, Jakarta, Selasa.

Selain itu, kalangan industri pelaku pariwisata desa wisata juga dinilai telah berkontribusi dengan mencari jadwal lokasi untuk vaksinasi.

Adanya kesadaran dari masyarakat terkait vaksinasi, ujar dia, turut memberikan peluang pemulihan pariwisata.

Taufan menyarankan agar daerah-daerah wisata yang telah dibuka dapat mematuhi protokol kesehatan (prokes) demi terhindar dari kluster baru pandemi COVID-19.

“Daerah-daerah wisata saat ini harus berani untuk belajar hidup berdampingan dengan COVID-19,” ungkapnya.

Adapun dampak dari perubahan budaya pariwisata dengan kewajiban mematuhi prokes dikatakan akan mempengaruhi pilihan para wisatawan untuk mengunjungi daerah-daerah wisata yang minim kemungkinan terkena COVID-19.

“Kecenderungan daripada wisatawan nanti mencari tempat-tempat yang dekat dengan alam, tempat-tempat yang bukan menjadi mass tourism. Mereka mencari tempat-tempat yang privat, yang membuat mereka aman dan nyaman,” terang Taufan.

Terkait ancaman revenge tourism atau serangan pariwisata, dia menganggap daerah-daerah yang selama ini menjadi favorit wisatawan harus berani untuk memenuhi carrying capacity (daya tampung) pariwisata.

Misalnya, kata Taufan, destinasi tertentu yang biasanya dapat menampung 1000-2000 pengunjung dikurangi menjadi 50 persen saja.

“Inilah yang saya katakan, berdamping dengan COVID-19 itu adalah cara untuk kita bertahan di tengah pandemi. Ekonomi jalan dan jaga kesehatan, wisatawan pun bisa aman,” tutup dia.

Baca juga: Sandiaga: Pandemi jadi peluang perbaiki pariwisata dan ekonomi kreatif

Baca juga: Sandiaga ingin fashion muslim lokal tersedia di wisata super prioritas


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021