Semarang (ANTARA News) - Pelatih sepak takraw Indonesia Setyobudi mengatakan kegagalan tim Indonesia meraih hasil maksimal pada Asian Games XVI di Guangzhou, China, karena minimnya pengalaman bertanding atlet-atletnya.

Setyobudi yang juga pelatih sepak takraw Jawa Tengah ketika dihubungi dari Semarang, Sabtu, mengakui, sebenarnya dari sisi kualitas, atlet Indonesia tidak kalah dengan atlet dari negara lain.

Tetapi, kata dia, karena kurangnya pengalaman bertanding sehingga saat tampil di lapangan terlihat anak-anak sering melakukan kesalahan dan terlihat kurang hati-hati dalam mengambil keputusan.

Akibatnya, kata dia, bola yang seharusnya bisa diseberangkan di atas net dengan baik sering menyangkut net ataupun kalau tidak sering keluar lapangan sehingga keuntungan diambil tim lawan.

Pada pesta olahraga multievent antarnegara Asia di Guangzhou, China, tim sepak takraw hanya menyumbangkan dua medali perunggu dari nomor double (kalah 0-2 dari China pada babak semifinal).

Kemudian satu perunggu direbut tim putra (kalah dari Korea Selatan 1-2 pada babak semifinal). Dua atlet asal Jawa Tengah, Dini Mitasari dan Yudi Purnomo berhasil menyumbangkan dua medali perunggu yang diraih tim sepak takraw Indonesia.

Ia menambahkan, minimnya bertanding atlet sepak takraw tersebut karena kurangnya kompetisi yang digelar di Indonesia. "Saya rasakan kompetisi sepak takraw di Tanah Air ini sangat kurang," katanya.

Kemudian kejuaraan sepak takraw yang diikuti atlet Indonesia di luar negeri juga terbatas. Ajang sepak takraw di luar negeri yang selalu diikuti atlet Indonesia adalah kejuraan dunia King;s Cup di Thailand yang digelar setiap tahun.

"Coba saja kalau di Tanah Air banyak kompetisi tentunya dari sisi kematangan atlet saat tampil di lapangan tentunya akan berebda," kata Setyobudi yang sehari-hari melatih tim sepak takraw Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) Jateng di Salatuga.

Ia menambahkan, tiga atlet PPLP Salatiga terpilih untuk memperkuat tim sepak takraw Indonesia pada Asian Beach Games (ABG) II di Muscat, Oman, 8-16 Desember 2010.

"Mereka sebenarnya atlet sepak takraw indoor tetapi karena di ABG tampil di pantai maka mereka dilatih untuk bermain di pantai yang tidak memakai alas sepatu. Yang jelas tenaga yang dikeluarkan lebih besar dibanding saat tampil di dalam gedung," katanya.(*)

H015/A016

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010