PBB (ANTARA News) - Sekjen PBB Ban Ki-Moon mendukung kandidat oposisi Alassane Ouattara, Jumat sebagai pemenang dalam pemilihan presiden Pantai Gading, tetapi Rusia menghambat Dewan Keamanan untuk mengeluarkan pernyataan senada dengan itu.

" Rusia menimbulkan masalah," kata seorang diplomat Barat yang tidak bersedia namanya disebutkan. "Tidak jelas apakah dewan itu akan dapat mencapai kata sepakat mengenai sebuah pernyataan. Rusia tidak ingin menyebut Ouattara, atau siapapun yang lain sebagai pemenang pemilihan presiden itu."

Presiden Laurent Gbagbo terlibat pertikaian dengan hasil sementara Komisi Pemilihan Independen (IEC), yang dibatalkan Dewan Konstitusi. Presiden Amerika Serikat Barack Obama , Jumat mendesak Gbagbo menerima kekalahan.

Gbagbo, yang kemenangannya itu didukung militer menurut rencana akan dilantik sebagai presiden Sabtu petang , yang menimbulkan kekhawatiraan kemungkinan terjadi pergolakan kekuasaan. Komisi pemilihan mengatakan Ouattara sebagai pemenang dalam pemilu 28 November, dengan meraih 54,1 persen suara, tetapi Dewan Konstitusi, lembaga hukum tertinggi, membatalkan ratusan ribu suara, Jumat dengan alasan terjadi intimidasi dan kecurangan dan memutuskan kemenangan bagi Gbagbo.

Para diplomat mengatakan para anggota Dewan Keamanan dari blok Barat akan terus berusaha membujuk delegasi Rusia mengubah sikapnya dalam beberapa hari kedepan dan mungkin akan melakukan pertemuan akhir pekan jika krisis di Pantai Gading memburuk.

Seorang diplomat lainnya mengatakan jelas tidak akan ada pernyataan Dewan Keamanan dikeluarkan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB).

Seorang diplomat lainnya mengatakan Rusia dan China meminta waktu lebih banyak untuk mempertimbangkan masalah itu, satu tanda bahwa Beijing mengkin bersikap sama dengan Rusia, seperti yang sering terjadi pada masa lalu.

Dalam satu pengakuan kuat terhadap Ouattara, Sekjen PBB, Ban menguacapkan selamat kepada Ouattara sebagai pemenang dan mendesak Gbagbo agar pihaknya melakukan hal yang baik untuk negara itu dan bekerja sama dalam satu transisi politik yang mulus di negara itu."

Pantai Gading adalah negara penghasil kakao penting dunia.

Sejumlah diplomat Dewan Keamanan dan para pejabat PBB mengemukakan kepada Reuters bahwa dewan yang beranggotakan 15 negara itu akan mengeluarkan pernyataan sama dengan delkarasi Ban dan utusan khususnya di Pantai gading Young-jin Choi.

Choi mengemukakan kepada wartawan di Pantai Gading Jumat bahwa Ouattara menang dalam pemilihan presiden itu.

Mandat Choi sebagai untusan khusus Ban untuk Pantai Gading memberikan wewenang untuk menyatakan tentang pemilihan-pemilihan.

Para diplomat mengatakan satu pertemuan para utusan dari lima anggota tetap Dewan Keamanan -- Inggris,Prancis, China, Rusia dan Amerika Serikat-- berakhir dengan satu persetujan yang pada prinsipnya mengenai satu pernyataan dewan yang menyuarakan pendapat Ban dan pernyataan Choi.

Prancis kemudian menyusun satu rancangan sebuah pernyataan dan mengirimkannya kepada 14 anggota lainnya. Rusia keberatan,dengan menegaskan dewan harus tidak mengatakan siapa yang menang dalam pemiihan presiden itu, kata para diplomat.

Para utusan itu menyatakan frutrasi atas kemugkinan kegagalan dewan untuk mendukungan sikap Ban dan Choi. Tanpa dukungan dewan, itu dapat merupakan satu persetujuan pada Gbagbo untuk mengabaikan sikap PBB mengenai pemilihan itu, kata para utusan tersebut.

Tetapi beberapa utusan mengatakan dewan tidak akan menyerah dan menyatakan optimistis bahwa China dan Rusia akan mendukung sebuah pernyataan.

Pantai Gading mengancam akan mengusir Choi karena mendukung Ouattara, kata salah seorang penasehat Gbagbo.(*)

Reuters/H-RN/S008

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010