Yogyakarta (ANTARA News) - Kabar baik datang dari Yogyakarta, bandara di kota itu, Adisutjipto, akan beroperasi hingga malam hari seperti dulu kala setelah pengurangan jam operasi akibat letusan Gunung Merapi.

Berdasarkan NOTAM Nomor B2162/10 Bandara Adisutjipto dinyatakan beroperasi normal setelah sempat hanya dari pukul 06.00-18.00 WIB pada 21 November hingga 3 Desember.

"Sejak dibuka kembali untuk melayani penerbangan setelah ditutup pascaerupsi besar Gunung Merapi, Bandara Adisutjipto hanya melayani penerbangan pada pukul 06.00-18.00 WIB, tetapi kini setelah status gunung tersebut diturunkan, maka bandara akan beroperasi secara normal," kata Manajer Operasi PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Halendra W di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan penurunan status Gunung Merapi dari "awas" menjadi "siaga" pada 3 Desember pukul 09.00 WIB, seluruh pihak yang berkepentingan di bandara melakukan rapat koordinasi.

Dari rapat antara Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) Adisutjipto, Angkasa Pura dan sejumlah maskapai penerbangan seperti Garuda, Lion Air, Wing Air, Mandala, Batavia, Merpati, Air Asia, Malaysia Air System, Sriwijaya dan Express Air dihasilkan NOTAM Nomor B2162/10 yang menyatakan aerodrome normal operation and on request.

"NOTAM tersebut mulai berlaku pada 3 Desember dan seterusnya," katanya.

Sebelumnya, keputusan untuk menetapkan jam operasional Bandara Adisutjipto pada pukul 06.00-18.00 WIB pada 21 November-3 Desember adalah sesuai dengan NOTAM Nomor B2130/10.

Halendra menjelaskan, dasar keputusan dari Notam tersebut adalah Aeronautical Information Publication (AIP) yang mencantumkan jam operasional pada pukul 06.00-18.00 WIB.

Selain itu, lanjut dia, pengamatan Gunung Merapi akan sulit dilakukan pada malam hari, khususnya pengamatan dari petugas air traffic control karena sangat berkaitan dengan keselamatan penerbangan.

Pada tanggal tersebut, Ashtam dari Darwin Australia juga masih mencantumkan kode Gunung Merapi dalam kondisi "red" atau bahaya.

"Selain itu, belum ada penurunan status Gunung Merapi dari `awas` ke tingkat yang lebih rendah. Ini dilakukan semata-mata untuk keselamatan penerbangan," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun bandara, lanjut dia, sudah terlihat adanya pemulihan jumlah penumpang yang datang dan berangkat dari Bandara Adisutjipto.

Pada 2 Desember, jumlah penumpang yang datang dan berangkat telah mencapai 84,7 persen dan diperkirakan pada Minggu (5/12), jumlah penumpang sudah mencapai 95 persen.

"Diharapkan, pada pekan depan sudah bisa mencapai 100 persen," kata Halendra.

Sebelumnya, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) Dedy Pranawa Eryana bersama dengan sejumlah pelaku pariwisata lain yang tergabung dalam Jogja Tourism Forum mengirimkan surat ke pengelola Bandara Adisutjipto terkait pembatasan jadwal operasional bandara.

"Pembatasan jadwal operasional bandara tersebut menjadi kendala dalam upaya pemulihan citra pariwisata di Yogyakarta," katanya.

Ia mengatakan, apabila kondisi sudah benar-benar aman dan bandara sudah kembali dibuka untuk penerbangan, maka seharusnya tidak ada lagi pembatasan jam operasional.

"Pembatasan ini justru membuat wisatawan bertanya-tanya tentang keamanan di Yogyakarta. Karenanya, kami meminta agar jam operasional bandara kembali normal," katanya.

(E013/B013/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010