Yogyakarta (ANTARA News) -  Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, mengatakan bahwa peristiwa Kenduri Jogja yang diadakan pada Minggu pagi adalah renungan kepada Tuhan didasari kesabaran, keikhlasan untuk memohon petunjuk menjalani masa depan.

"Erupsi Gunung Merapi sudah terjadi dan tidak perlu disesali, karena itu adalah garis tuhan. Yang perlu dilakukan sekarang adalah menatap masa depan dan terus membangun kebersamaan di antara masyarakat," ujarnya di tengah puluhan ribu warga di Jalan Malioboro, Yogyakarta.

Kebersamaan, lanjut Sultan HB X, adalah modal sosial untuk bisa bangkit dari keterpurukan dan menatap masa depan sembari terus mengabarkan bahwa Yogyakarta tetap aman dan nyaman.

Sultan HB X kemudian melakukan pemotongan tumpeng besar dan diserahkan ke sejumlah elemen masyarakat seperti wali kota, Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY), agen perjalanan wisata, komunitas Malioboro dan juga tukang becak.

Sultan kemudian melakukan aba-aba mengajak masyarakat untuk datang ke Yogyakarta dengan yel-yel "Ayo ke Jogja" yang diikuti oleh masyarakat dengan melambai-lambaikan bendera kecil segitiga.

Masyarakat kemudian bersama-sama memakan ratusan tumpeng kecil yang dibawa oleh berbagai elemen masyarakat dengan duduk di sepanjang jalan.
(T.E013/P003)

Pewarta: Priyambodo RH
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010