Cancun-Meksiko (ANTARA News) - Beberapa negara maju tertarik untuk memberikan dana guna membantu program pengurangan emisi karbondioksida seperti Program Pengurangan Emisi dari Kerusakan dan Penggundulan Hutan (REDD plus) yang dilakukan Indonesia.

"Ada beberapa negara yang tertarik untuk bergabung dengan Program REDD Indonesia, seperti Australia, Jepang, Korea, Amerika, Jerman dan Inggris," kata Ketua Satgas Persiapan Pembentukan Lembaga REDD, Kuntoro Mangkusubroto disela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (COP) ke-16 Perubahan Iklim dari Badan PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Cancun, Meksiko, Senin.

Kuntoro mengatakan negara-negara tersebut tertarik mendanai program pengurangan emisi setelah melihat Norwegia menjanjikan dana satu miliar dolar AS kepada Indonesia.

Oleh karena itu, dirinya bersama Delegari RI (Delri) di KTT ke-16 akan melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan masing-masing negara tersebut untuk membicarakan potensi kerjasama lebih lanjut.

Kuntoro belum mengetahui negara-negara yang tertarik tersebut akan memberikan dana seberapa besar dan bagaimana pelaksanannya.

Mantan Ketua Badan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Aceh-Nias itu mengatakan Satgas Persiapan Pembentukan REDD telah mempunyai program kerja pelaksanaan REDD plus di Indonesia.

Program kerja tersebut meliputi pembentukan tiga kelembagaan pelaksanaan REDD plus, dibuatnya strategi nasional pelaksanaan REDD Plus, moratorium pemberian ijin pembukaan hutan alam sampai dengan penetapan propinsi percontohan pelaksanaan REDD plus.

"Tahap pelaksanaan baru dilakukan pada awal 2011, terutama dalam provinsi percobaan pelaksanaan REDD plus," katanya.

Dia menjelaskan program kerja REDD plus ini jangan dilihat hanya sebagai pelaksanaan dari Nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Norwegia dalam sektor kehutanan.

"REDD tidak perlu dikaitkan dengan Nota Kesepahaman Norwegia-Indonesia, tetapi REDD plus secara nasional," katanya.

Tetapi Kuntoro mengakui Nota Kesepahaman Norwegia-Indonesia menjadi suatu sarana yang membantu percepatan proses REDD plus nasional.

"Dengan Nota Kesepahaman tersebut dengan jelas disebutkan apa yang harus diselesaikan akhir tahun ini, dan apa yang akan dilakukakan pada awal tahun depan," tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Meksiko Felipe Calderon dan berbagai pihak melihat Program Pengurangan Emisi dari Kerusakan dan Penggundulan (REDD) plus menjadi tema yang paling mungkin terdapat kesepakatan di KTT (COP) ke-16 di Cancun, Meksiko.

"Disini dan sekarang, saatnya bagi semuanya untuk mendorong lebih keras bagi kerja sama semua pihak agar REDD plus bisa menjadi sebuah kesepakatan internasional perubahan iklim jangka panjang," kata Presiden Meksiko dalam pidato pembukaan acara Forest Day 4 di Cancun Center, Meksiko, Minggu (5/12).

Dia mengatakan sekitar 18 persen emisi gas rumah kaca (GRK) berasal dari penggundulan dan kerusakan hutan yang jumlahnya hampir sama dengan emisi dari sektor transportasi di seluruh dunia.

"Ini harus diatasi. Kita harus mengubah cara hidup kita atau perubahan iklim yang akan mengubah kita," kata Calderon.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010