Tokyo (ANTARA News) - Utusan Beijing menolak seruan-seruan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya agar China mengendalikan sekutunya Korea Utara yang membandel dan mendesak pembicaraan langsung dengan rezim itu, menurut laporan sebuah surat kabar Kamis.

Duta Besar Cheng Yonghua berbicara setelah Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang mendesak China untuk menekan rezim komunis yang bulan lalu meluncurkan serangan artileri mematikan di sebuah pulau Korea Selatan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Chen mengatakan kepada harian Jepang Asahi bahwa China menolak upaya untuk "mencoba menempatkan tanggung jawab kepada China ketika sesuatu terjadi di Korea Utara".

"Ini tidak masuk akal," katanya seperti dikutip koran tersebut.

"Ketika mereka memiliki sesuatu untuk dikatakan, mereka harus mengadakan dialog langsung dengan Korea Utara."

"Mereka tidak boleh hanya mendikte bahwa `China harus melakukannya, tanpa duduk di meja dialog," katanya dengan tegas mengulangi sikap China bahwa krisis harus ditangani dalam pembicaraan multi-nasional termasuk Korea Utara.

Cheng juga mengatakan kepada surat kabar itu bahwa "China memiliki hubungan tradisional yang baik dengan Korea Utara. Ini adalah interpretasi tidak adil untuk mengatakan bahwa Beijing memiliki kekuatan untuk mempengaruhi (Korea Utara) berdasarkan itu.

"China tidak ikut campur dalam urusan internal negara-negara lain."

Korea Utara pada 23 November menghantam sebuah pulau Korea Selatan dengan artileri, dan mengklaim itu adalah reaksi terhadap latihan militer yang digelar di sana.

Penembakan pertama wilayah sipil di Korea Selatan sejak perang Korea 1950-53 berakhir itu, menewaskan dua warga sipil dan dua marinir dan menghancurkan hampir 30 rumah, selain meningkatkan tajam ketegangan di kawasan Asia Timur Laut.

China sejak itu menolak tekanan untuk menurunkan rezim Kim Jong-Il, yang tahun ini dua kali mengunjungi tetangganya yang kuat itu, yang telah diberikan negaranya yang terisolasi dan miskin itu bantuan makanan dan energi.

Perwira tinggi militer AS, Ketua Kepala Staf Gabungan Laksamana Mike Mullen, yang mengunjungi Tokyo pada Kamis telah menuduh China merunduk atas tanggungjawabnya untuk mengekang Korea Utara.

"China memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap Korea Utara, pengaruh yang tidak dimiliki bangsa lain di muka Bumi ini. Namun, meskipun kepentingan yang sama dalam mengurangi ketegangan, mereka tampaknya tidak mau menggunakannya," katanya di Seoul Rabu.

"Bahkan persetujuan diam-diam yang tak bermartabat terhadap Pyongyang membuat semua tetangga mereka bertanya apa yang akan terjadi berikutnya."
(ANT/024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010