Yogyakarta (ANTARA News) - Pameran seni "Jogja Gumregah" yang digelar di Jogja National Museum pada 10-17 Desember 2010 menjadi bentuk empati seniman terhadap korban letusan Gunung Merapi.

"Pameran ini bukan representasi nilai-nilai estetik seni rupa tapi representasi dari realitas yang sungguh terjadi tentang kehidupan manusia. Aspek yang penting adalah memunculkan rasa empati terhadap korban erupsi Gunung Merapi," kata Koordinator Pameran "Jogja Gumregah" Kuss Indarto di Yogyakarta, Minggu.

Ia mengatakan, sebanyak 450 karya berupa lukisan, foto, dan instalasi dipamerkan oleh seniman dari beberapa kota di antaranya Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, Purbalingga, Solo, dan Yogyakarta.

"Semuanya tentang letusan Gunung Merapi. Artefak-artefak dari lereng Gunung Merapi yang dipamerkan direkonstruksi dalam beberapa ruangan menyerupai interior tempat tinggal penduduk di kawasan Gunung Merapi sebelum terkena Erupsi," katanya.

Menurut dia, sebagian besar adalah benda yang telah rusak parah akibat lahar panas muntahan Gunung Merapi yang meletus pada 26 Oktober dan 5 November lalu.

"Untuk memamerkan artefak-artefak Gunung Merapi ini, `Jogja Art Share` sebagai penggagas pameran bekerja sama dengan masyarakat di dusun kawasan Gunung Merapi yaitu Dusun Besalen, Desa Glagahharjo, dan Dusun Ngepringan Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman," katanya.

Rekonstruksi atas ruang dengan fokus yang berbeda satu sama lain tersebut, kata dia memunculkan reimajinasi ruang keseharian yang kini hilang dari realitas masyarakat di kawasan Gunung Merapi akibat erupsi.

"Beragam ruang ini disusun kembali untuk membangun harapan dan sikap optimistis korban erupsi Gunung Merapi agar tetap bergairah untuk menatap masa depan," katanya.

Menurut dia hal tersebut juga menguatkan rasa empati dan simpati agar selalu memberikan sebagian ruang dan kebahagiaan untuk dibagi dengan sesama.

"Inilah harmoni dalam falsafah Jawa yang selalu dijunjung tinggi untuk memberi daya hidup. Kami juga mengajak masyarakat umum untuk menyumbangkan foto-foto yang berkaitan dengan Gunung Merapi serta aspek bencana alam untuk dipamerkan bersama-sama," katanya.(*)
(ANT -158/S019/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010