Tolitoli, Sulteng (ANTARA News) - Memasuki pekan ketiga Bulan Desember 2010, wabah diare menyerang warga di empat kecamatan di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.

"Wabah diare sudah menyerang lima kecamatan, yakni Baolan, Galang, Dondo dan Dakopemean, sejak tiga hari terakhir ini" kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli, Bakri Idrus, di Tolitoli, Rabu.

Bakri menyebutkan, saat ini sebanyak 104 jumlah penderita diare menjalani perawatan oleh tim medis Rumah Sakit Umum (RSU) Mokopido, di daerah itu.

Rata-rata, penderita diare yang saat ini dirawat di RS milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolitoli itu adalah balita berumur enam bulan hingga dua tahun.

Menurutnya, salah satu penyebab munculnya wabah diare adalah perubahan cuaca yang tidak menentu seperti saat ini. Terkadang hujan, terkadang panas terik.

"Kondisi cuaca yang berubah-ubah seperti saat ini membuat kondisi tubuh rentan terserang penyakit semisal diare dan Demam Berdarah Dengue (DBD)," ujarnya.

Dua penyakit tersebut, katanya, sangat mudah menyerang anak-anak dan balita yang memang kondisi fisiknya rentan terserang penyakit.

Karenanya, ia menghimbau agar warga di daerah ini mulai waspada, dan para orang benar-benar memperhatikan kesehatan dan kebersihan terutama makanan dan minuman.

"Para orang tua juga harus menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya," katanya.

Dalam melakukan pencegahan dan penaggulangan, Dinas Kesehatan setempat akan memberikan penyuluhan-penyuluhan terhadap warga.

Muatan sosialisasi itu, terang Bakri, diantaranya adalah mengingatkan warga untuk selalu merebus air minum hingga mendidih, sebelum dikonsumsi. Hal itu dilakukan agar bakteri-bakteri yang ada di dalam air minum mati dan tidak berkembang biak di dalam tubuh.

Lanjutnya, pada umumnya penyakit diare disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah bakteri E coli di dalam tubuh.

"Banyaknya bakteri E coli menyebabkan tubuh menjadi lemah, sehingga terjadilah diare," katanya. Seraya menambahkan bakteri tersebut bisa ada dalam makanan yang dihinggapi lalat atau terlalu pedas dan asam.

Bakri juga menyatakan, bakteri E coli juga terdapat di dalam air minum yang belum dimasak.

(ANT-242/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010