Jakarta (ANTARA News) - Ribuan suporter timnas yang akan menyaksikan secara langsung pertandingan semifinal pertama Piala AFF 2010 antara Indonesia melawan Filipina mulai memerahkan Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis.

Para suporter timnas dengan pakaian berwarna merah ini tidak hanya datang dari sekitar Jakarta, tetapi juga dari banyak daerah lainnya, bahkan dari Medan, Maluku dan Papua.

Mereka datang dengan mengenakan atribut khas timnas yaitu kaos dengan warna merah berlambang burung Garuda di dada sebelah kanan. Selain itu juga membawa spanduk dan syal bertuliskan dukungan pada Firman Utina dan kawan-kawan.

"Saya datang dari Medan tadi pagi. Sampai disini saya langsung ke Gelora Bung Karno untuk beli tiket tapi sudah habis. Terpaksa beli dicalo," kata Rizal, seorang penonton.

Menurut dia, meski membeli tiket lewat calo dia tidak mempermasalahkanya asal bisa menonton secara langsung permainan Tim Merah Putih pada ajang kejuaraan Piala AFF 2010.

"Saya beli tiket kategori 1 (samping gawang) seharga Rp200 ribu, padahal harga semestinya Rp150 ribu," katanya.

Selain masyarakat umum, suporter timnas juga berasal dari suporter klub sepakbola seperti Aremania (Malang), Slemania dan The Jak Mania (Persija Jakarta).

"Ayo! Maju terus Garudaku..,"  seru seorang suporter Slemania di sekitar Gelora Bung Karno.

Memerahkan stadion tidak hanya dilakukan suporter, tetapi juga pedagang kostum timnas musiman yang memadati sekitar stadion terbesar di Indonesia itu.

Mereka menjajakan beberapa kebutuhan suporter mulai kaos, jaket, syal, terompet bahkan bendera baik yang besar maupun yang kecil. Mereka mulai memadati areal stadion sejak Senin (13/12).

"Alhamdulillah. Hasilnya lumayan. Terus terang animo masyarakat membeli kostum timnas sangat tinggi dibandingkan sebelum Piala AFF," kata Deni, salah seorang pedagang kostum.

Aparat keamanan juga menambah kekuatannya, bahkan tiga panser didatangkan khusus untuk mengamankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan turut menonton di Gelora Bung Karno.(*)

ANT/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010