Banyuwangi (ANTARA News) - Dua orang meninggal dunia karena tertimpa pohon tumbang saat puting beliung melanda Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu sore (15/12).

Korban meninggal bernama Sukirman (55) warga Kecamatan Sempu dan Siti Markamah (40) warga Kecamatan Muncar, kata juru bicara Satuan Pelaksana (Satlak) Penanganan Bencana Pemkab Banyuwangi, Isa Anshori, saat dihubungi ANTARA Kamis.

Angin puting beliung melanda enam kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yakni Kecamatan Sempu, Srono, Cluring, Muncar, Genteng, dan Gambiran.

"Angin puting beliung terjadi sekitar 20 menit, namun angin itu merusak sejumlah rumah, 20 tiang listrik, dan banyak pohon yang tumbang," tuturnya.

Hingga hari ini, lanjut dia, listrik di enam kecamatan yang dilanda angin puting beliung masih padam dan Satlak Penanganan Bencana masih melakukan pendataan terhadap rumah warga yang rusak.

"Pemkab Banyuwangi akan memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia dan korban yang rumahnya rusak parah. Sedangkan rumah warga yang rusak ringan segera diperbaiki dengan gotong royong," paparnya.

Ia menjelaskan, Satlak Penanganan Bencana sudah mengirimkan bantuan tiga genset untuk membantu penerangan di desa yang listriknya padam, selimut, dan ratusan dus mie instan kepada korban bencana angin puting beliung.

"Kami belum bisa menghitung total kerugian material akibat angin puting beliung yang melanda enam kecamatan itu karena petugas masih melakukan pendataan di lapangan," katanya, menambahkan.

Sementara menurut Komando Distrik Militer (Kodim) 0825 Banyuwangi korban meninggal dalam peristiwa itu tiga orang yakni Sukirman (55) dan Supri (40), keduanya warga Kecamatan Sempu, dan Siti Markamah (40) warga Kecamatan Muncar.

Salah seorang warga Desa Temuasri, Kecamatan Sempu, Poniran mengatakan rumahnya ambruk diterjang angin puting beliung yang terjadi beberapa menit di desa setempat.

"Saya berharap pemkab segera memberikan bantuan, supaya kami bisa membangun kembali rumah yang ambruk ini," katanya, berharap.

Sejak Rabu (15/12) malam, Poniran dan istrinya terpaksa mengungsi ke rumah tetangganya yang tidak terkena angin puting beliung.

(ANT-070/C004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010