Trnava, Slovakia (ANTARA News) - Rakyat Slovakia sudah 50-an tahun bersahabat dan tidak pernah mempermasalahkan berdirinya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

"Selama ini publik kami tetap merasa nyaman dengan PLTN yang ada, boleh dikata lebih dari 60 persen menerima," kata Peter Lisca, Direktur Divisi Keselamatan Nuklir Vuje, suatu perusahaan instalasi energi Slovakia, di Desa Jaslovske, Jumat.

Ia mengakui, adanya partai hijau dan LSM internasional yang memprotes PLTN Slovakia, namun media massa Slovakia tidak tertarik meributkannya karena PLTN merupakan hal yang biasa di Slovakia.

Penolakan yang keras diakuinya datang dari negara tetangga Austria, meski Austria juga membeli energi dari grid connected Eropa termasuk pasokan dari PLTN.

Sementara itu Peter Riska, Kepala Desa Jaslovske, yang letaknya hanya 2km dari reaktor PLTN Bohunice, mengatakan, tidak pernah memprotes PLTN karena telah memahami kebutuhan negaranya atas energi.

Masyarakat, ujarnya, justru merasa bahagia karena PLTN mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di desanya sehingga menjadi desa termakmur di Slovakia.

Operator PLTN, ujar mantan anggota parlemen ini, harus memberikan santunan untuk masyarakat setempat berupa pajak bumi dan bangunan dan pajak atas peralatan nuklir yang ada di desa.

"Sebanyak 2,3 juta Euro per tahun diberikan operator PLTN sebagai pendapatan asli desa-desa di radius 21 km dari reaktor. Hubungan dengan masyarakat sekitar adalah bisnis yang saling menguntungkan," katanya.

Masyarakat mendapat santunan berdasarkan luas tanah per meter persegi, ditambah lagi adanya sumbangan bagi pendidikan, serta pengembangan olahraga dan budaya desa setempat.

Delegasi dari Indonesia yang terdiri dari Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali, Kepala Bappeda Babel Nazalyus Nazayus, Bupati Bangka Selatan Djamro Djalil dan Sekda Bangka Barat Ramli Ngadjum, Anggota Dewan Energi Nasional Prof Dr Herman Agustiawan dan Prof Dr Mukhtasor, Kepala Biro Kerjasama Batan Ferhat Aziz mengunjungi desa Jaslovske, dan bertemu masyarakat setempat.
(D009/Z002/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010