Jakarta (ANTARA News) - Tokoh sentral PKB Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yeni Wahid mengajak Ketua Umum PKB hasil Muktamar Luar Biasa (MLB) Ancol Muhaimin Iskandar islah atau rekonsiliasi di Muktamar III PKB yang digelar pihaknya di Surabaya, 26-27 Desember 2010.

"Saya mengajak Mas Muhaimin ikut muktamar. Ini bisa jadi forum islah," kata Yeni di kantor The Wahid Institute Jakarta, Selasa.

Bahkan, puteri kedua almarhum Gus Dur itu menjamin Muhaimin tetap akan terpilih sebagai Ketua Umum PKB jika bersedia mengikuti muktamar tersebut.

"Mas Muhaimin mau naik lagi, silakan. Saya tidak akan maju, tidak akan mencalonkan diri," katanya.

Bahkan, Yeni yang juga Direktur Eksekutif The Wahid Institute menyatakan rela tidak masuk kepengurusan PKB.

Yang terpenting, kata Yeni, melalui muktamar tersebut martabat Gus Dur selaku pendiri PKB dipulihkan. Menurutnya, pelengseran Gus Dur dari jabatan Ketua Umum Dewan Syura PKB dalam MLB Ancol sangat menyakitkan.

"Saya tidak mau dalam fakta sejarah Gus Dur dilengserkan dari PKB," katanya.

Dengan keterlibatan Muhaimin pada Muktamar III PKB, lanjutnya, maka posisi kepengurusan kembali ke hasil Muktamar II PKB di Semarang tahun 2005, yakni Gus Dur selaku Ketua Umum Dewan Syura dan Muhaimin Ketua Umum Dewan Tanfidz.

"Jadi tidak ada pemberhentian Gus Dur," katanya.

Lebih lanjut Yeni mengatakan, jika islah bisa diwujudkan di muktamar, maka peluang untuk menyelamatkan PKB dari kemungkinan terburuk pada Pemilu 2014 akan lebih besar.

Dikatakannya, perolehan suara PKB pada Pemilu 2009 yang turun drastis dibanding dua pemilu sebelumnya merisaukan pemangku kepentingan PKB, terutama para kiai.

"Saya habis keliling `sowan` ke kiai-kiai yang merupakan pemegang massa sebenarnya. Beliau-beliau merasakan kegelisahan yang sama. PKB harus diselamatkan," katanya.

Pada bagian lain Yeni menegaskan, dirinya tidak memiliki ambisi politik pribadi terkait pelaksanaan Muktamar III PKB mendatang.

"Kami hanya menjalankan wasiat Gus Dur. Kami hanya ingin memulihkan nama baik Gus Dur, menyelamatkan rumah politik Gus Dur," tandasnya.

Jika menuruti ambisi politik pribadi, lanjut Yeni, maka ia tidak akan menolak tawaran partai lain yang menyiapkan posisi penting untuk dirinya jika bersedia bergabung.

"Saya ditawari beberapa partai posisi tinggi, tapi saya tak mau. Kewajiban saya mengembalikan rumah politik Gus Dur. Saya tak ingin jadi anggota DPR, cukup jadi istri anggota DPR," kata istri Dhohir Farisi, anggota DPR dari Partai Gerindra itu sambil tersenyum.(*)

(T.S024/R014/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010