"Saya mohon bantuan doa seluruh masyarakat Indonesia agar diberikan kekuatan yang terbaik karena semua itu hanya datang dari Tuhan Yang Maha Pencipta," ujar Octovianus Maniani di Jakarta, Rabu.
Ketika ditanya apakah ia masih memiliki "stok" tenaga agar bisa bermain cepat seperti pada laga sebelumnya, Okto menjawab, "Selama ini saya bisa bermain seperti itu karena semata-mata hanya datang atas pemberian Tuhan. Puji Tuhan semuanya...!"
Pemain kelahiran Jayapura 27 Oktober 1990 itu memang memiliki pergerakan yang senantiasa merepotkan pemain-pemain lawan. Meski tinggi badannya hanya 162 centimeter, namun ia memiliki kelincahan (agilitas) yang tinggi sehingga mampu melakukan terobosan-terobosan yang membahayakan lawan.
Kondisi Okto sendiri kini tengah dirundung masalah dengan cedera hamstring seusai memperkuat tim Merah Putih pada semifinal leg kedua melawan Filipina pada Minggu lalu.
Mengenai kontribusinya yang cukup besar di timnas, Okto yang mengawali karirnya di PSMS Medan dan Persitara Jakarta Utara tetap bersahaja meski ia termasuk figur yang dielu-elukan masyarakat dengan sukses yang telah diraih timnas.
Ketika ikut berkunjung ke rumah kediaman Aburizal Bakrie pada Senin lalu pun ia sempat dipuji oleh keluarga Bakrie, termasuk istri Aburizal Bakrie, dan Okto tetap bersahaja tidak mencerminkan seorang "bintang besar".
Dalam latihan Rabu pagi di Lapangan PSSI Senayan, Okto dan Firman Utina masih menjalani latihan fisik bersama dokter fisioterapis dan latihan terpisah dari rekan-rekannya.
"Hari Kamis mungkin Firman sudah bisa bergabung dengan pemain-pemain yang lain, sedangkan Okto saya pikir belum bisa. Saya berharap keduanya bisa sembuh saat kami berhadapan Malaysia," kata pelatih Alfred Riedl.
Kapten tim Firman Utina hingga kini masih berkutat dengan cedera lutut kanan, juga seusai tampil di semifinal. Saat ikut bertanding pada semifinal leg kedua melawan Filipina ia mendapatkan suntikan imun (penghilang rasa sakit), namun setelah itu ia kembali merasakan sakitnya.
(ANT-132/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
