London (ANTARA News) - Pendiri laman WikiLeaks Julian Assange mengatakan dalam wawancara yang dipublikasikan Kamis, ada "kemungkinan besar" ia akan dibunuh dalam sebuah penjara Amerika Serikat jika ia diekstradisi dari Inggris dengan tuduhan spionase.

Warga Australia yang tinggal dengan uang jaminan di Inggris itu sedang melawan upaya Swedia untuk mengekstradisinya karena pengaduan kekerasan seksual, tapi Washington diperkirkan akan mempertimbangkan bagaimana mendakwanya karena bocornya ribuan kawat diplomatik AS.

Assange mengatakan pada Guardian, akan menjadi "tidak mungkin secara politik" bagi Inggris untuk mengirimnya melintasi Atlantik, dan menambahkan bahwa pemerintah Perdana Menteri David Cameron ingin menunjukkan hal itu tidak akan "diputuskan-bersama" dengan Washington.

"Menurut hukum, Inggris memiliki hak untuk tidak mengekstradisi karena kejahatan politik.

Spionase merupakan kasus klasik kejahatan politik. Merupakan kebijakan pemerintah Inggris mengenai apakah akan menggunakan pengecualian itu," katanya.

Ia menyatakan pemerintah AS telah "berusaha untuk menandatangani perjanjian pembelaan" dengan Bradley Manning, tentara angkatan darat AS yang diduga memberi WikiLeaks kawat-kawat diplomatik itu.

Assange menambahkan bahwa jika AS berhasil mendapatkan dia diekstradisi dari Inggris ke Swedia, maka ada "kemungkian besar" baginya untuk dibunuh "gaya-Jack Ruby" di penjara AS.

Ruby, seorang pemilik klab malam, telah menembak mati Lee Harvey Oswald di sebuah pos polisi di Dallas, Texas, beberapa hari setelah Oswald ditangkap karena pembunuhan Presiden AS John F. Kennedy pada 1963.

Hubungan yang diduga antara Ruby dan kejahatan yang diorganisasikan telah memicu teori-teori konspirasi mengenai keterlibatannya dalam rencana keseluruhan sekitar pembunuhan Kennedy.

Assange sebelumnya mengatakan bahwa ia dan staf lain WikiLeaks telah menerima ancaman kematian sejak laman Internet itu mulai mengeluarkan sembunyian sekitar 250.000 kawat rahasia Deplu AS pada November lalu.

Laki-laki berusia 39 tahun itu tinggal di sebuah rumah besar temannya di Inggris timur sejak pembebasannya dari penjara pekan lalu berdasar syarat-syarat jaminan yang keras, yang termasuk melapor pada polisi tiap hari dan mengenakan kartu elektronik.

Sebuah pengadilan di London akan mengadakan pemeriksaan penuh terhadap permintaan ekstradisi Swedia mulai 7 Februari.(*)

AFP/S008/H-RN

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010