Hong Kong (ANTARA News) - Perbankan nasional, sampai saat ini belum sepenuhnya memanfaatkan jasa transfer pengiriman uang dari para tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, khususnya TKI yang ada di Hong Kong.

Jumlah pengiriman uang dari para TKI tiap tahun tidak kurang dari Rp16 triliun, namun keuntungan dari jasa transfer (fee based) belum dapat dimanfaatkan oleh perbankan nasional, kata Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Aribowo di Hong Kong, Selasa malam.

Menurutnya, pengiriman uang dari para TKI yang ada di berbagai negara, seperti Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, Arab Saudi dan negara-negara lainnya, lebih banyak menggunakan jasa perbankan asing.

Ini kerugian besar bagi perbankan nasional, karena jasanya cukup besar, kata Ari yang didampingi oleh Dirut Artajasa Arya Damar.

Ke depan Bank Indonesia akan membantu memfasilitasi pembukaan kantor cabang dan kantor pembantu yang ada di luar negeri agar pengiriman uang dari para TKI lewat BNI, Bank Mandiri atau BCA.

"Saat ini pengiriman via bank asing itu karena kantor cabang perbankan nasional tidak ada," katanya, seraya menambahkan, pengiriman uang ke depan akan terus naik sejalan meningkatnya jumlah TKI dan kegiatan bisnis lainnya.

Pihaknya juga menyampaikan keluhan karena banyak bank-bank asing beroperasi secara leluasa di Indonesia sementara perbankan nasional tidak dapat bertindak sama seperti bank-bank asing itu.

"Pemerintah sebaiknya punya kerja sama resproksikal atau timbal balik, sehingga kalau bank asing seperti HSBC ke Indonesia, perbankan nasional juga harus dapat beroperasi di Inggris atau Hong Kong," katanya.

Saat ini, kata Ari, perbankan asing di Indonesia tampaknya sudah beroperasi dimana-mana, dan lucunya. Masyarakat Indonesia lebih suka menabung atau berhubungan (transaksi) dengan bank asing itu. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan rasa kepemilikan atau nasionalisme bahwa perbankan kita tidak kalah mutunya dalam memberikan pelayanan.


Mulai merambah

Sementara itu, Dirut Artajasa, Arya Damar menambahkan, pihaknya akan terus melakukan kerja sama dengan berbagai perusahaan asing untuk mempermudah pemberian pelayanan pengiriman uang ke Indonesia.

Saat ini Artajasa, ATM Bersama, perusahaan jasa keuangan sudah bekerja sama dengan perusahaan di Malaysia dan Hong Kong, kemudian akan dilanjutkan dengan perusahaan Korea Selatan dan Arab Saudi.

"Tujuan kerjasama untuk mempermudah transfer uang milik pengusaha atau pekerja Indonesia yang ada di luar negeri. Mudah-mudahan perbankan nasional juga mengikuti langkah itu sehingga dapat mempermudah dalam koordinasinya dan sebagian dari fee based akan diterima oleh perbankan nasional," kata Aria.

Dikatakan, PT Artajasa mempunyai sistem pembayaran secara elektronis bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi asal Hong Kong, Shinetown Multimedia Services Ltd, dengan meluncurkan produk baru GoldREX-ATM Bersama.

Layanan GoldREX-ATM Bersama ini merupakan suatu layanan yang memungkinkan pekerja Indonesia di Hongkong untuk melakukan pengiriman uang (remitansi) ke seluruh bank yang tergabung dalam jaringan ATM BErsama yang saat ini berjumlah 75 bank, melalui sambungan telepon selular.

Dengan menggunakan layanan ini, pengiriman uang dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, tanpa mengantri karena dilakukan melalui telepon selular, dan dana yang akan diterima di rekening tujuan sampai pada saat itu juga (real time online).

"Kami sebagai perusahaan nasional Indonesia yang bergelut di dunia remitansi mengajak pekerja Indonesia di Hong Kong untuk belajar menyimpang uang di bank, agar jerih payah mereka selama bekerja tidak sia-sia," ujar Arya Damar, seraya menambahkan, layanan GoldREX-ATM Bersama yang diluncurkan PT Artajasa Pembayaran Elektronis menjadi pilihan baru pengiriman uang oleh pekerja Indonesia.

"Kursnya lumayan tinggi. Uangnya langsung diterima, kalau pakai jasa pengiriman lain biasanya baru sampai tiga sampai empat hari," kata Nurul Eko, salah satu pekerja migran Indonesia di Hong Kong, di gerai Shine Club, Hong Kong, Selasa.

Nurul menyebutkan bahwa dirinya beralih menggunakan layanan ini karena ada kemudahan, nilai kurs yang dipatok relatif tinggi, waktu penerimaan yang di real time online di rekening yang dituju, serta tanpa potongan dari uang yang dikirimkan.

Senada dengan Nurul, pekerja migran lainnya bernama Titi Purwandari menyebutkan bahwa dirinya tertarik menggunakan layanan ini karena kemudahan, kecepatan, dan biaya pengiriman yang lebih murah.

"Saya baru pertama kali ini mencobanya. Saya dikasih tahu sama teman, katanya bagus makanya saya coba," kata Titi, saat melakukan registrasi perdana di loket Shine Club di Hong Kong.
(T.Y005/Z002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010