Palu (ANTARA News) - Tokoh jurnalis yang juga pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Noor Korompot, meminta Polri mengusut serius kasus penyerangan sekretariat AJI Palu di Jl Rajawali, Palu, Kamis sekitar pukul 10.30 WITA.

"Ini tindakan kekerasan yang tidak bisa ditolerir dan perlu segera diseriusi penanganannya oleh kepolisian. Saya akan minta teman-teman AJI di pusat supaya menyampaikan ini ke Kapolri," kata Noor Korompot saat mengunjungi sekretariat AJI Palu pasca-penyerangan.

Dia mengutuk keras aksi premanisme oleh sekelompok pemuda yang memakai seragam salah satu organisasi kepemudaan kedaerahan berkedudukan di Palu, ibu kota Provinsi Sulteng.

Aksi penyerangan di kantor AJI Palu mengakibatkan dua jurnalis, yakni Ketua AJI Palu M Ridwan Lapasere dan kontributor TV One Muhammad Sharfin, menderita luka memar di kepala dan kepala bagian belakang.

Dua jurnalis lainnya yang juga kena serangan adalah wartawan LKBN ANTARA Riski Maruto dan kontributor Trans TV Jafar G Bua. Keduanya sempat jadi korban tendangan namun tidak mengalami luka.

"Aksi kekerasan ini sangat merugikan daerah, mengganggu hubungan harmonisasi masyarakat, dan mengganggu citra profesionalisme wartawan," kata Noor.

Kecaman yang sama juga dikemukakan Direktur Celebes Defense for Human Right an Peace (Cedharip) Sulteng, Edmond Leonardo Siahaan.

Dia mengatakan, aksi penyerangan sekretariat AJI merupakan tindakan kekerasan yang tidak bisa ditolerir sehingga diperlukan penegakan hukum bagi para pelakunya.

"Ini kasus kekerasan yang tidak boleh terjadi," katanya.

Dia mengatakan, kelompok penyerang yang menggunakan identitas suku tertentu itu harus secara jantan meminta maaf kepada wartawan.

Ia yakin warga suku yang namanya dipakai di organisasi itu tidak suka menyelesaikan masalah dengan cara-cara kekerasan.

"Kalau mereka secara jantan berani menyerang, maka secara jantan pula meminta maaf," katanya.

Penyerangan sekretariat AJI Palu berawal dari pemberitaan di portal www.beritapalu.com tanggal 28 Desember 2010 pukul 19.10 Wita.

Laman itu membuat informasi pengrusakan Graha KNPI menyusul kekalahan salah satu tokoh pemuda untuk menjadi Ketua KNPI dalam Musda, Selasa (28/12).

Kelompok pemuda merasa pemberitaan itu merugikan dirinya sehingga mendatangi Kantor AJI yang juga dipakai sebagai kantor redaksi laman itu.

(A055/S027/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010