Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini menjadi indeks saham dengan kinerja terbaik dibanding dengan indeks saham lainnya di kawasan Asia Pasifik.

Dalam perdagangan hari terakhir dalam tahun ini, Kamis, IHSG BEI ditutup pada posisi 3.703,51 poin atau menguat sebesar 46,13 persen dibanding posisi penutupan akhir 2009 yang berada di posisi 2.534,36.

"Pertumbuhan IHSG ini merupakan bentuk kepercayaan investor saham bahwa ekonomi Indonesia akan terus semakin tumbuh dan tetap stabil dengan terus membaiknya perekonomian kita," ujar Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, penutupan perdagangan BEI 2010 juga mencetak nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI mencapai Rp3.243,77 triliun atau naik 60,63 persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp2.019,38 triliun.

Frekuensi rata-rata perdagangan harian saham hingga akhir tahun ini, lanjut dia, mencapai 105.878 kali, meningkat 21,64 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya 87.040 kali dengan volume transaksi 5,44 miliar saham per hari, turun 10,67 persen dibanding 2009 sebanyak 6,09 miliar saham per hari.

Menurut data BEI tercatat, penguatan terbesar setelah IHSG BEI yakni, Bursa Thailand (Bangkok SET) naik 40,85 persen dibanding tahun sebelumnya ke level 1.034,59 poin, Filipina (Philippine SE) naik 37,56 menjadi 4.199,31 poin, Korea Selatan (Korea Composite) naik 21,44 persen menjadi 2.043,49 poin.

Indeks bursa Malaysia (KLCI) naik 19,77 persen ke posisi 1.524,34 poin, India (Sensex 30) naik 15,98 persen ke posisi 20.256,03 poin, Singapura (Straits times) naik 10,71 persen ke posisi 3.207,91 poin, Taiwan (SE/TAIEX) naik 8,28 persen ke posisi 8.866,35 poin, Hongkong (Hang Seng) naik 5,02 persen ke 22.969,30 poin, China (Shenzhen Composite) naik 4,52 persen ke 1.255,66 poin.

Sedangkan yang mencatatkan penurunan per 29 Desember 2010 dibanding tahun sebelumnya, Jepang (Nikkei 225) turun 1,91 persen ke posisi 10.344,54 poin, Australia (S&P/ASX 200) turun 1,96 persen ke posisi 4.775,20 poin, dan China (Shanghai Composite) turun 16,04 persen ke posisi 2.751,53 poin.

Sementara, untuk transaksi obligasi konvensional, obligasi syariah, sukuk korporasi dan Efek Beragun Aset (EBA) di sepanjang 2010, tercatat sebesar Rp90,01 triliun, naik 132 persen dibanding Rp38,86 triliun pada 2009.

"Frekuensi transaksinya mencapai 15.017 kali, naik 51 persen dibanding 9.936 kali pada 2009. Dan Nilai transaksinya juga naik 128 persen menjadi Rp365,9 miliar per hari," kata Ito.

Selain itu, aktivitas perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) termasuk SBSN, obligasi ritel Indonesia (ORI), dan sukuk ritel mencapai Rp1.429,5 triliun atau tumbuh 79 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp799,9 triliun.

"Efek-efek ini ditransaksikan sebanyak 81.484 kali, naik 55 persen dibanding 52.693 kali pada 2009. Rata-rata transaksinya mencapai Rp5,81 triliun, naik 76 persen dibanding Rp3,31 triliun pada 2009," paparnya.

(KR-ZMF/B012/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010