Gunung Kidul (ANTARA News) - Duet dalang dari Persatuan Pedalangan Indonesia Cabang Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyemarakan detik-detik menyambut malam pergantian tahun baru , Jumat.

"Kami sengaja menduetkan dalang untuk pementasan pada malam pergantian tahun baru agar lebih meriah dan semarak," kata Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, CB. Supriyanto, di sela-sela kegiatan pagelaran wayang kulit semalam suntuk, di Kota Wonosari.

Pagelaran duet dalang tersebut dipusatkan di Bangsal Sewoko Prodjo Kota Wonosari dan dipentaskan secara terbuka untuk masyarakat secara gratis.

Dia mengatakan pegelaran wayang kulit tersebut sebagai salah satu upaya untuk menghibur masyarakat dan melesetarikan kebudayaan luhur tanah Jawa.

"Kami berharap agar kebudayaan luhur yang bukan hanya sebagai tontonan namun dapat dijadikan tuntunan ini tidak punah digerus kebudayaan asing yang kadang kurang sesuai dengan norma dan etika kita," katanya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Gunung Kidul, Heri Nugraha mengatakan duet dalang tersebut membawa cerita `Saba Parwa` yang dibawakan oleh dalang Ki Agus Wibowo dan Ki Sakiya.

"Cerita `Saba Parwa` membawa pesan moral kepada segenap masyakat, khususnya pejabat pemerintah untuk tidak meninggalkan budaya prihatin," katanya.

Menurut Heri, inti cerita `Saba Parwa` adalah perjuangan para kesatria untuk menjadi yang paling utama di antara satria lain dan pemenangnya adalah satria yang menjalani kehidupan dengan tidak meninggalkan budaya prihatin.

"Kami berupaya menyampaikan pesan moral kepada masyarakat dan pejabat untuk tidak meninggalkan adat istiadat dan budaya prihatin melalui pagelaran wayang kulit sematan suntuk ini," katanya.

Pagelaran duet dalang tersebut diawali dengan penyerahan tokoh wayang kulit Arjuna dari Wakil Bupati Gunung Kidul, Hj. Badingah, kepada Ki Dalang.(*)
(ANT-160/H008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010