Seoul (ANTARA News) - Korea Utara menyerukan perbaikan hubungan dengan Korea Selatan setelah setahun tegang yang ditandai dengan serangan berdarah terhadap satu daerah sipil sejak perang Korea.

"Konfrontasi antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) harus dihentikan secepat mungkin," kata tajuk rencana Tahun Baru tiga surat kabar terkemuka pemerintah Korut, Sabtu.

"Dialog dan kerja sama harus dilakukan secara pro aktif," kata surat-surat kabar itu.

Hubungan kedua negara memburuk setelah Korut menembaki satu pulau perbatasan Korsel November lalu, menewaskan empat orang termasuk dua warga sipil.

Para pemimpin dunia mengecam keras serangan itu, dengan banyak menyerukan China mengekang sekutunya yang tindakannya tidak bisa diramalkan itu, sesuatu yang sejauh ini Beijing tidak ingin lakukan.

Korsel sejak itu melakukan serangkaian pelatihan militer, termasuk satu pelatihan menggunakan peluru tajam 20 Desember di pulau Yeongpyeong itu, tetapi Korut tidak melakukan ancaman-ancaman serangan baru yang lebih mematikan.

Tajuk rencana itu, yang rakyat Korut wajib pelajari, mengatakan: "Tahun ini kita harus melakukan kampanye yang lebih menentukan untuk memperbaiki hubungan antar Korea.

"Usaha-usaha aktif harus dilakukan untuk menciptakan satu atmosfir dialog dan kerja sama antara Korut dan Korsel dengan menempatkan kepentingan bersama negara di atas kepentingan lainnya."

Profesor Yang Moo-Jin dai Univesitas Studi Korea Utara di Seoul mengatakan Pyongyang tampaknya berusaha bagi terwujudnya stabilitas di semenanjung Korea untuk memperkuat satu suksesi turun menurun oleh ahli waris Kim Jong-Un, putra bungsu pemimpin Korut Kim Jong Il.

Kim Jong-Un telah diangkat menjadi jendral bintang empat, mendapat jabatan penting partai yang berkuasa dan tampak di foto dalam satu parade massa dekat ayahnya, yang kesehatannya menurun.

Tajuk rencana itu, yang disiarkan kantor berita resmi Korut KCNA, juga menegaskan kembali bahwa Pyongyang, yang kegiatan nuklirnya dibahas dalam perundingan enam negara yang macet itu, bahwa pihaknya tetap menginginkan denuklirisasi.

Tapi mengacu pada pelatihan-pelatihan militer Korsel yang kadang-kadang melibatkan Amerika Serikat, surat-surat kabar itu memperingatkan: "Penting sekali untuk mengecek pelatihan perang yang ditargetkan terhadap Korut dan peningkatan kekuatan militer pasukan asing yang senang perang di dalam negeri, yang menjadi ancaman serius bagi keamanan nasional dan perdamaian."

Selain mengecam tindakan negara komunis itu menembaki pulau Yeonpyeong, Seoul juga menuduh Korea menenggelamkan sebuah kapal perang Korsel Maret dekat perbatasan yang disengketakan di Laut Kuning, satu tuduhan yang Pyongyang bantah keras.

"Isyarat damai dalam tajuk rencana itu bertentangan dengan bahasa perang yang digunakan Korut pada sebagian besar tahun lalu saat hubungan dengan Seoul tegang.

Akan tetapi tajuk rencana itu memperingatkan: "Bahaya perang harus disingkirkan dan perdamaian agar tetap dipertahankan di semenanjung Korea.

"Jika perang meletus di wilayah ini, itu merupakan pembantaian nuklir."

Desember lalu, Korut memperingatkan bahwa pihaknya siap bagi satu "perang suci" dengan mengunakan senjata-senjata nuklirnya ketika Korsel melakukan pelatihan militer dengan menggunakan peluru tajam dalam satu unjuk kekuatan.

Korut mundur dari perundingan nuklir yang macet -- yang melibatkan dua Korea, AS, Rusia, China dan Jepang-- April 2009 dan memerintahkan para pemeriksa nuklir PBB meninggalkan negara itu.

Korut melakukan uji coba nuklir kedua sebulan kemudian.

Banyak isi tajuk rencana tahunan itu, yang dianggap sebagai penetapan arah kebijakan negara itu bagi tahun mendatang , dipusatkan pada perbaikan standar hidup di Korut, yang mengalami kekurangan pangan yang kronis.

Pemimpin Kim Jong Il yang dikutip media pemerintah mengataan: "Kita harus lebih cepat mewujudkan masa depan yang cerah dengan terus melakukan inovasi-inovasi dan kemajuan, penuh keyakinan pada kemenangan."
(H-RN/H-AK/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011