Brasilia (ANTARA News) - Kendati konflik diplomatik meninggi, Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton  bertemu dan bercakap-cakap sebentar pada hari Sabtu saat pelantikan Presiden Brazil Dilma Rousseff.

Pertemuan itu terjadi tiga hari setelah Amerika Serikat mencabut visa duta besar Venezuela di Washington untuk membalas penolakan Chavez terhadap duta besar yang ditunjuk Presiden AS untuk Karakas.

Seorang pejabat Brazil yang menyaksian pertemuan itu mengemukakan kepada AFP,"tampaknya seperti ada percakapan, kedua pemimpin itu tersenyum" dan Chavez kemudian dalam wawancara dengan stasiun televisi Venezuela mengkonfirmasikan tentang percakapan mereka yang bersahabat itu.

"Nyonya Clinton, Menlu AS muncul. Ia tersenyum, sangat ceria dan begitu juga saya," kata Chavez. Kami bersalaman dan berbicara tentang beberapa hal," katanya.

"Itu adalah saat yang menyenangkan tetapi kami menggunakan kesempatan itu dan berbicara dua atau tiga hal saat itu," katanya tanpa menjelaskan lebih jauh.

Chavez dan Hillary bersama dengan presiden-presiden Chile dan Kolombia dan perdana menteri Portugal menunggu untuk bertemu dengan Rousseff.

Pada saat itu, Chavez mengulurkan tangan kepada Hillary, yang menyalaminya dan tersenyum. Mereka berbincang beberapa menit sebelum bergerak untuk memberikan ucapan selamat secara resmi kepada Rousseff.

Chavez, Selasa menegaskan keputusannya untuk menolak diplomat Larry Palmer sebagai duta besar yang ditunjuk Presiden Barack Obama untuk Karakas, dan menantang Washington untuk memutuskan hubungan diplomatik jika penunjukan itu tidak dibatalkan.

Departemen Luar Negeri AS menanggapai tindakan Chavez itu pada hari berikutnya dengan mencabut visa duta besar Venezuela Bernardo Alvarez, yang berada di Venezuela untuk berlibur.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Rabu mengatakan pembatalan visa itu adalah satu tindakan yang layak, proporsional dan timbal balik," dan menyebut bahwa Washington telah memperingatkan tentang "konsekuensi-konsekuensi" jika Karakas menolak dubes AS itu.

Palmer telah membuat marah Chavez karena mengecam pemerintahnya dalam dengar pendapat konfirmasi Senat Agustus lalu. Ia masih menunggu konfirmasi Senat AS.
(H-RN/H-AK/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011