Jerusalem (ANTARA News) - Polisi dan agen dinas keamanan Israel Shin Bet telah menangkap lima pria Arab yang diduga terlibat dalam rencana untuk menembakkan roket ke sebuah stadion sepakbola di Jerusalem.

Pernyataan Shin Bet mengatakan bahwa dua dari orang-orang Arab itu, Mussa Hamada dan Bassem Omari, telah beberapa tahun aktif dalam gerakan Islam HAMAS dan Ikhwanul Muslimin di Jerusalem.

Mereka, kata badan itu, menerima dukungan dari Ikhwanul Muslimin di Arab Saudi.

Kedua orang itu pada Ahad didakwa secara resmi menjadi anggota dan mendukung sebuah "organisasi teror", melakukan pelanggaran (kepemilikan) senjata api dan berkonspirasi untuk melakukan kejahatan, kata pernyataan itu.

Tiga pria yang lain telah didakwa melakukan perdagangan senjata, badan itu menambahkan.

Shin Bet mengatakan Omari, seorang warga lingkungan permukiman Beit Safafa di Jerusalem Timur, adalah warga Israel.

Hamada dan ketiga rekannya digambarkan sebagai warga Jerusalem Timur, istilah yang digunakan untuk melukiskan warga Palestina yang diizinkan untuk tinggal di Jerusalem tapi tidak memiliki kewarganegaraan Israel.

Pernyataan yang dikeluarkan Ahad itu adalah berita pertama mengenai penangkapan-penangkapan tersebut, yang badan itu katakan dilakukan November lalu.

Shin Bet mengatakan para tersangka itu mulai merencanakan serangan setelah serangan "Operasi Cast Lead" Desember 2008-Januari 2009 Israel di Jalur Gaza, dan merencanakan untuk menyerang stadion Teddy yang memiliki kapasitas 21.000 penonton pada saat pertandingan sepakbola.

"Dari interogasi Shin Bet terhadap mereka yang terjadi bahwa setelah Operasi Cast Lead keduanya mulai merencanakan operasi teror di Jerusalem, sebagai bagian dari mana mereka telah menguji kemungkinan tembakan rudal di Stadion Teddy sementara pertandingan berjalan," kata pernyataan itu.

"Keduanya ke punggung bukit yang memandang ke stadion itu dalam upaya untuk memilih tempat terbaik bagi serangan dan melakukan mata-mata di tempat itu, meskipun rencana tersebut belum diterjemahkan ke dalam tindakan," mereka menambahkan.

Pernyataan itu mengatakan orang-orang tersebut telah membeli beberapa pistul dan berusaha untuk memperoleh sebuah senapan dan bahan peledak.

Mereka menambahkan bahwa dalam dua tahun terakhir Hamada telah melakukan beberapa kunjungan ke Arab Saudi, tempat ia bertemu dengan seorang anggota lokal Ikhwanul Muslimin.

"Dalam satu dari pertemuan-pertemuan itu, wakil Saudi tersebut telah memberi Mussa Hamada uang untuk pembelian senjata dan ia minta sebagai imbalan agar ia mengumpulkan informasi mengenai Jerusalem," kata pernyataan itu.

Lebih dari 270.000 warga Arab tnggal di Jerusalem Timur, yang diduduki oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dan dicaplok tak lama kemudian, dalam tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.

Sangat sedikit dari mereka yang mempertahankan kewarganegaraan Israel meskipun warga Palestina kota itu menikmati status khusus yang memberi mereka gerakan bebas di seluruh Israel, tidak seperti warga Palestina di Tepi Barat.(*)

AFP/S008/C003

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011