Stockholm (ANTARA) - Pemerintah minoritas Swedia menjanjikan peningkatan 74 miliar crown (Rp122 triliun) untuk ekonomi dalam anggaran 2022, yang ditetapkan oleh menteri keuangan pada Minggu (19/9).

Peningkatan anggaran itu diharapkan dapat merayu pemilih dan membalikkan penurunan jumlah pendukung dalam jajak pendapat menjelang pemilihan umum tahun depan.

Pemerintah telah menghapus banyak langkah-langkah yang ditetapkan oposisi untuk meringankan beban masyarakat akibat pandemi. Anggaran kini difokuskan untuk menggeser ekonomi ke jalur pertumbuhan jangka panjang, dengan dana ekstra untuk kesejahteraan, memerangi perubahan iklim dan meningkatkan lapangan pekerjaan.

"Kami akan menggunakan kekuatan ekonomi Swedia untuk membangun masyarakat yang lebih kuat dan lebih berkelanjutan daripada sebelum pandemi," kata Menteri Keuangan Magdalena Andersson, yang menjelaskan secara ringkas soal anggaran di harian Dagens Nyheter.

Uraian lengkap anggaran akan diumumkan pada Senin.

Swedia bangkit kembali dari pandemi lebih cepat daripada kebanyakan negara di Eropa.

Namun tantangan tetap ada, termasuk menangani lonjakan kekerasan geng, mencapai target emisi nol bersih pada 2045 dan menurunkan kesenjangan sosial dan ekonomi.

Kubu politik kiri-tengah tertinggal dari oposisi menjelang pemilihan yang dijadwalkan pada September 2022 dan koalisi Sosial Demokrat-Hijau berharap pengeluaran besar akan memikat pemilih.

Perdana Menteri Stefan Lofven akan mengundurkan diri pada November dan Andersson lebih disukai pemilih untuk mengambil alih sebagai pemimpin Sosial Demokrat. Jika dia memenangkan pemungutan suara di parlemen, dia akan menjadi perdana menteri wanita pertama Swedia.

Sumber: Reuters
Baca juga: Ekonomi Swedia susut 4 persen akibat pandemi COVID-19
Baca juga: Negara Nordik perkenalkan model pembangunan ekonomi berkelanjutan
Baca juga: Indonesia-Swedia Dorong Pertumbuhan Ekonomi "Hijau"

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021