Malang (ANTARA News) - Bergabung dengan kompetisi yang diselenggarakan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI) menjadi sebuah kemerdekaan dalam persepakbolaan bagi Persema.

Ketua Umum Persema Peni Suparto, Rabu  menyatakan bahwa bergabungnya Persema dengan LPI menjadi sebuah kemerdekaan bagi tim berjuluk "Laskar Ken Arok" tersebut.

"Kami sekarang benar-benar merdeka dan tidak akan mendapatkan gangguan apapun, baik teknis maupun nonteknis dalam menjalani kompetisi yang bakal digelar mulai 8 Januari mendatang," ucap Peni yang juga Wali Kota Malang.

Ia mengakui, selama berkompetisi di bawah naungan PSSI, Persema sering mendapatkan teror melalui pesan pendek (SMS), baik SMS kepada pemain maupun pelatih dari pihak tertentu agar tidak bermain maksimal.

"Bahkan, dalam setiap pertandingan selalu dikerjain oleh wasit," kata Peni

Dia mengemukakan, ketika ada kesempatan dan ada kompetisi yang lebih baik dan fair play, pihaknya langsung keluar dari Liga Super Indonesia (LSI) yang dinaungi PSSI dan bergabung dengan kompetisi yang baru.

Keluarnya Persema dari LSI, tegas Peni, diharapkan  memicu revolusi dalam persepakbolaan di Indonesia. "Dan, revolusi itu lahir dari Malang," katanya.

Peni juga berulang kali menyatakan tidak takut  dengan sanksi yang akan dijatuhkan oleh PSSI, karena semua itu dilakukan demi perbaikan kualitas persepakbolaan di Tanah Air.

"Saya yakin, PSSI menggelar kompetisi juga demi perbaikan kualitas persepakbolaan di Indonesia. Demikian juga dengan LPI memiliki tujuan yang sama, namun kami memilih memperbaiki kualitas itu lewat jalur LPI," ujar mantan anggota Komisi VII DPR RI itu.

Pada akhir tahun 2010, Persema secara resmi menyatakan mundur dari LSI dan mengirimkan surat pengunduran ke PSSI pada tanggal 29 Desember 2010. Setelah resmi mengundurkan diri dari LSI, Persema juga memburu Irfan Bachdim dan Kim Jeffry Kurniawan agar tetap loyal bergabung dengan Persema yang berlaga di LPI.

Perburuan dua pemain blasteran Belanda (Irfan) dan Jerman (Kim) itu, membuahkan hasil karena keduanya secara resmi juga telah menandatangani kontrak dengan Persema dalam durasi tiga tahun (tiga musim).

Nilai kontrak keduanya selama tiga musim itu sekitar Rp6 miliar."Yang pasti, nilainya lebih tinggi ketimbang kontrak sebelumnya ketika Persema mengawali kompetisi di ajang LSI dulu, tapi secara pasti nilai kontraknya saya tidak tahu karena ditangani langsung oleh LPI," ucap Peni.
(E009/C004/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011