Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengingatkan bahwa untuk menciptakan kerukunan umat beragama semua umat harus mengindahkan aturan dan jangan mencari celah pemicu konflik.

Semua umat beragama harus mengindahkan aturan, termasuk para tokohnya, kata Suryadharma Ali setibanya di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Jakarta, Rabu, seusai menghadiri Rapat Kerja dengan jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Riau.

Ia mengimbau semua umat, termasuk para tokoh agama untuk mengikuti peraturan yang berlaku. Jangan mencari celah dari peraturan yang berlaku itu karena dapat mengundang konflik.

"Yang paling penting untuk umat beragama, tokoh dan pemimpin agama adalah ikuti peraturan," ia menjelaskan.

Ia juga mengajak para pimpinan agama untuk mengindahkan semua peraturan yang berkaitan dengan rumah ibadah. "Jangan cari celah," katanya lagi.

Ia menjelaskan, sepanjang tahun 2010 tak ada konflik umat beragama. Hanya saja ada faktor lain yang kurang diperhatikan oleh umat beragama yaitu di dalam mendirikan rumah ibadah.

Ini faktor pemicunya karena tokoh agama yang bersangkutan tidak mau memenuhi ketentuan yang berlaku berkaitan dengan pendirian rumah ibadah.

"Hanya itu, kalau itu semuanya dipenuhi tidak akan ada gesekan-gesekan, oleh karenanya para pimpinan umat beragama agar memperhatikan hal-hal seperti ini," kata Suryadharma Ali.

Soal Ciketing misalnya, seratus persen persoalan IMB, bukan persoalan antarumat beragama. "Gesekan secara langsung karena agama menurut saya tidak ada," katanya lagi.

Terkait dengan kebebasan beragama, ia mengajak semua pihak memahami definisi kebebasan itu sendiri.

"Kita juga harus memiliki definisi kebebasan, kadang-kadang kalau muncul paham baru dalam agama lalu dipermasalahkan, lalu muncul anggapan antikebebasan," katanya.

Soal kebebasan itu, katanya, tergantung dari sisi mana melihat. Agar ada kesamaan pandang, perlu didefinisikan bareng-bareng.

"Apakah termasuk kebebasan menistakan agama lain, ataukah termasuk bebas menodai agama lain, ataukah bebas mengubah ubah Kitab Suci agama lain, ataukah bebas menghina, apa yang dihormati agama lain. Ini harus didudukan," ia mengatakan.

Ia menjelaskan, banyak orang yang tidak memahami agama berbicara masalah agama. Banyak orang yang memiliki kebebasan mutlak dan absolut berbicara kebebasan beragama.

"Nah, sekarang apakah kebebasan agama dalam pengertian kebebasan yang absolut menjadi paham umum yang diterima masyarakat Indonesia? Bagi saya, kebebasan mutlak, absolut adalah paham kebebasan yang tidak lagi dikehendaki adanya aturan, namanya mutlak absolut, sebab aturan fungsinya membatas," ia menjelaskan.

Ia melanjutkan, "Kalau suatu paham seperti itu yang tidak perlukan aturan artinya dia juga tidak memerlukan negara karena salah satu fungsi negara adalah mengatur melalui undang-undang, peraturan, jadi bagi mereka yang menganut paham seperti ini, undang-undang seperti apapun, aturan seperti apapun akan selalu digugat."

"Kita luruskan cara berpikirnya dulu," imbaunya.
(ANT/A024)
 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011