Dengan sistem bubble tersebut kita memitigasi, mengurangi risiko penularan
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto yakin masyarakat akan taat protokol kesehatan saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, apabila sosialisasi dilakukan secara masif.

"Selama panduan itu kami sebarluaskan, kami sampaikan dengan baik, itu kami punya imbauan positif, masyarakat akan mengikutinya," ujar Gatot dalam bincang virtual persiapan penyelenggaraan PON yang diikuti dari Jakarta, Kamis.

Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan penyelenggaraan PON Papua dapat disaksikan oleh penonton sebanyak 25 persen dari kapasitas. 25 persen itu di dalamnya termasuk atlet, ofisial, dan penonton.

Gatot yakin penerapan protokol kesehatan saat penyelenggaraan dapat dilakukan sebaik mungkin guna mencegah terjadinya penularan COVID-19. Pengalaman menyelenggarakan Piala Menpora, IBL, dan Liga 1 Indonesia menjadi modal berharga saat PON nanti.

Baca juga: Dubes RI untuk Jepang sebut perlu penegakan prokes di PON

Baca juga: Jayawijaya pastikan Kirab Api PON ketat prokes


"Pada saat Liga 1 bergulir, saat itu orang agak pesimistis apakah suporter itu tidak datang yang kadang-kadang sulit untuk dikontrol. Faktanya mereka diminta tak datang ke stadion, mereka bisa," ujar Gatot.

Gatot bercerita ketatnya Prokes selama Piala Menpora 2021. Ia sama sekali tidak mencium tanda-tanda adanya penonton atau suporter yang berpotensi menimbulkan kerumunan saat melewati Stadion Maguwoharjo, Sleman. Kondisi itu karena sosialisasi yang masif dari penyelenggara.

Di sisi lain, pihaknya bersama Kementerian Kesehatan dan Satgas COVID-19 tengah mengatur kapasitas 25 persen penonton. Akan dilakukan pengamanan yang ketat saat penonton akan memasuki area stadion utamanya ketika acara pembukaan.

"Jadi saat pembukaan (PON) nanti ada prosedurnya, ada Protap untuk masuk stadion seperti diberi gelang layak atau tidak buat masuk, lalu bukti vaksin. Harapan kami ada aplikasi PeduliLindungi jadi ada bukti dan jaga jarak," kata dia.

Sementara itu, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B. Harmadi mengatakan bahwa penyelenggaraan PON akan menerapkan sistem gelembung (Bubble) sebagai upaya mitigasi pencegahan.

"Jadi sistem bubble ini, setiap peserta baik atlet, tim ofisial, panitia dan lainnya tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar rencana aktivitas yang sudah ditentukan," kata dia.

Dengan menerapkan sistem bubble, kata dia, seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan PON akan aman. Semua pergerakan menggunakan transportasi khusus dan tempat tujuan tim dipastikan bebas dari COVID-19 dan dapat terkontrol.

"Jadi harapannya, dengan sistem bubble tersebut kita memitigasi, mengurangi risiko penularan karena bagaimana pun juga ini dalam masa pandemi," ujarnya.

Baca juga: Relawan Satgas COVID-19 gerakkan prokes sekitar venue PON XX Papua

Baca juga: BNPB beri dukungan asistensi prokes untuk PON XX Papua

 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021