Semarang (ANTARA News) - Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Susilo Utomo berpendapat Partai Demokrat sangat tepat jika pada tahun 2014 mengusung Pramono Edhie Wibowo sebagai calon presiden (capres).

"Kalau mau solid pada tahun 2014 (pemilihan presiden, red.) Partai Demokrat bisa mengusung ipar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah Pramono Edhie Wibowo menjadi Kepala Staf TNI AD (Kasad)," kata Susilo Utomo saat dimintai tanggapan soal wacana capres 2014 di Semarang, Minggu.

Susilo mengatakan sosok Pramono Edhie Wibowo bisa menjadi calon yang kuat karena memiliki modal sosial yakni perjalanan karier militer yang bagus serta memiliki rekam jejak yang terbilang bersih, tidak tersandung kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo diprediksi sebagai calon kuat menjadi Kasad menggantikan Jenderal George Toisutta, yang akan pensiun Juni 2011. Pramono Edhie Wibowo juga pernah menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.

"Jika Pramono Edhie Wibowo sudah menjabat Kasad, maka menjadi modal sosial karena memiliki kapasitas yang diakui dalam merintis karier," katanya.

Terkait wacana pengangkatan Ani Yudhoyono-Megawati Soekarno Putri, Susilo berpendapat tidak yakin, kecuali Megawati yang pernah menjadi presiden diajukan sebagai nomor satu atau calon presiden. Sementara Ani Yudhoyono sebagai calon wakil presiden.

"Kalau Megawati yang nomor dua atau sebagai calon wakil presiden, secara psikologi tidak mungkin. Jadi bisa terjadi asalkan Megawati yang menjadi capres dan Ani sebagai cawapres. Jika Ani jadi capres, bisa jadi cawapresnya Puan Maharani sebagai representasi dari Megawati," katanya.

Menurut dia, koalisi antara Partai Demokrat dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut didasari bukan karena faktor ideologi, akan tetapi lebih karena personal. Wacana pemunculan capres dan cawapres yang akan diusung pada 2014, lebih untuk menggiring massa.

Apalagi dalam sistem kepartaian di Indonesia muncul dinasti personifikasi bukan rekrutmen politik karena masing-masing partai telah memiliki putra mahkota.

Di PDIP misalnya, sudah terpilih putra mahkota Puan Maharani, sehingga jika ada kader lain yang ingin maju harus berpikir berkali-kali dan akhirnya hilang dengan sendirinya.

Susilo memperkirakan pada tahun 2014, akan ada tiga pasangan capres dan cawapres yang diusung dari Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDIP serta partai koalisi. Jika parliamentary threshold (PT) menjadi lima persen, maka diperkirakan yang lulus paling banyak delapan partai.(*)
(U.N008/R010/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011