Yogyakarta (ANTARA News) - Curah hujan di DIY selama musim hujan 2011 diperkirakan akan mengalami kenaikan sekitar 15 persen dibanding curah hujan saat musim hujan terjadi secara normal.

"Kenaikan curah hujan tersebut disebabkan adanya fenomena La Nina, yaitu adanya kenaikan suhu di Lautan Pasifik sehingga meningkatkan uap air yang membawa hujan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY Tony Agus Wijaya di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, curah hujan selama Januari diperkirakan mencapai 500 milimeter (mm), dan kemudian turun menjadi sekitar 400 mm pada Februari, dan kembali berkurang pada Maret sebesar 300 mm.

Ia memperkirakan, DIY sudah akan memasuki musim kemarau pada pertengahan April.

"Hujan cenderung terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang, namun berlangsung dalam waktu yang cukup lama yaitu satu hingga dua jam," katanya.

Selain terjadi kenaikan curah hujan, pada musim hujan 2011 juga terjadi anomali waktu terjadinya hujan karena hujan terjadi pada waktu yang tidak menentu.

Hujan yang turun, lanjut dia, sangat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin yang membawa awan hujan.

"Dalam satu periode waktu tertentu, hujan dapat turun di pagi hari, siang, sore atau malam hari," katanya.

Ia mengatakan, masyarakat perlu terus mewaspadai peningkatan curah hujan tersebut misalnya dengan memangkas pohon yang sudah tertalu rimbun agar tidak tumbang.

"Yogyakarta tidak berpotensi mengalami banjir besar, namun masih ada ancaman terjadi tanah longsor. Ini juga perlu terus diwaspadai," katanya.

Sebelumnya, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio juga terus mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai berhulu di Gunung Merapi untuk terus mewaspadai ancaman banjir lahar hujan.

Hal itu disebabkan, seluruh sungai yang berhulu di Gunung Merapi telah dipenuhi endapan material eruspsi vulkanik gunung tersebut selama akhir Oktober hingga November 2010 yang mencapai sekitar 140 juta meter kubik.

Subandrio mengatakan, seluruh material hasil erupsi vulkanik tersebut tidak akan habis dalam satu kali musim hujan, namun diperlukan waktu dua sampai tiga kali musim hujan.
 (E013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011