Kupang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengingatkan masyarakat mewaspadai ancaman puting beliung disertai hujan dan petir, banjir, serta tanah longsor yang setiap saat dapat terjadi akibat cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur.

"Peluang puting beliung dapat terjadi yang sulit diprediksi kapan dan dimana karena itu sebaiknya sejak dini perlu mewaspadai hal tersebut," kata Kepala Stasiun Klimatologi Klas II Lasiana Kupang, Ir Purwanto, di Kupang Selasa terkait cuaca ekstrem bekalangan ini.

Menurut Purwanto, intensitas hujan sedang meningkat untuk wilayah Nusa Tenggara Timur. Hal ini terjadi karena fenomena La Nina (basah) dan moderat disertai dengan angin barat yang sangat dominan, sehingga potensi hujan-angin tersebut berpeluang terjadi bekalangan ini.

Purwanto mengatakan, intensitas hujan yang terjadi rata-rata 150-300 mm itu sangat rentan terjadi banjir dan tanah longsor yang berdampak langsung pada tanaman dan akses transportasi yang terhambat karena angin kecang dan rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan.

"Berdasarkan peta daerah rawan bencana yang ada, Pulau Flores, Sumba dan Timor merupakan daerah yang sangat rentan terjadi banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan infrastruktur rusak, sehingga masyarakat perlu mewaspadai hal itu.

Meskipun demikian kata Purwanto hingga saat ini belum ada laporan tentang adanya bencana itu. Namun tetap harus diwaspadai.

"Semua pihak harus dalam posisi siaga pada musim cuaca ekstrim ini, sehingga jika terjadi puting beliung, banjir dan tanah longsor, dapat mengurangi dampaknya apalagi hingga mengancam jiwa.

Purwanto menyebut dampak lain dari cuaca ekstrim ini adalah pada Minggu Bandara El Tari, Kupang, sempat ditutup selama empat jam pukul 08.40 - 12.30 Wita. "Selama itu enam maskapai penerbangan yang akan mendarat maupun terbang dari bandara tersebut terpaksa menunda atau mendarat di bandara terdekat atau kembali ke bandara semula.

Penutupan ini, katanya, menyusul cuaca buruk yang terjadi membuat awan cukup tebal hingga jarak pandang penerbangan pada bandara tersebut hanya 200 meter dari biasanya mencapai 1000 meter atau 1 km.

"Jarak pandang sejauh itu, sangat membahayakan keselamatan penerbangan," katanya.

Di bidang perhubungan laut, PT Indonesia Feryy Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menghentikan sementara pelayaran ke semua lintasan di provinsi kepulauan itu menyusul cuaca tidak bersahabat di wilayah perairan tersebut, sejak dua hari terakhir ini.

Semua lintasan pelayaran Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Feri sementara ini ditutup hingga 13 Januari menyusul hujan deras yang terus turun di wilayah NTT dan menyebabkan gelombang laut tinggi terutama di Selat Rote dan Laut Sawu selama beberapa hari ke depan. katanya.

(B017/Z002/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011