Jakarta (ANTARA News) - Ketua Gerakan Integritas Nasional (GIN) Salahuddin Wahid mengatakan, pihaknya akan mencari anak bangsa yang memiliki integritas dan karakter yang kuat, tidak harus tokoh yang populer, untuk menjadi pemimpin ke depan.

"Mari kita sama-sama cari anak bangsa yang memiliki integritas, karakter yang kuat dan dipilih rakyat. Tidak harus populer," kata Gus Sholah, sapaan akrab Salahuddin Wahid, usai peluncuran GIN dan acara diskusi kebangsaan dengan tema "Kepemimpinan Di Tengah Bencana" bertempat di Museum Kebangkitan Bangsa, Gedung Stovia, Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, pihaknya dalam dua bulan ke depan akan mulai memanggil tokoh-tokoh muda yang memiliki visi, karakter, dan integritas yang jelas.

Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menyebut beberapa nama yang akan dipanggil, antara lain Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Budiman Sudjatmiko (PDIP), dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.

"Anas saya pikir pantas, Budiman Sudjatmiko juga saya pikir pantas. Itu dari kalangan partai. Kalau dari luar partai, saya pikir Pak Mahfud juga bagus," katanya.

Mengenai sosok Ani Yudhoyono, Gus Solah mengatakan bukan dirinya menilai Ani tidak baik, tetapi Ani perlu menampilkan dirinya supaya masyarakat mengenalnya dalam masalah-masalah kenegaraan.

GIN dideklarasikan sebelas tokoh masyarakat yakni Ahmad Syafii Maarif, Salahuddin Wahid, Natan Setiabudi, Bambang Ismawan, Putut Prabantoro, Kasturi Sukiadi, Parni Hadi, Wisnubroto, Thresia Kristianty, Sudrajad, dan Teguh Santosa.

Latar belakang berdirinya GIN adalah adanya masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, seperti rendahnya tingkat integritas nasional, terutama di kalangan pejabat publik.

Keberadaan GIN nantinya akan menyokong integritas bangsa dan mengkritisi segala kebijakan yang tidak sesuai dengan nilai dasar Pancasila dan UUD 1945.

"GIN juga ingin ikut menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam upaya menumbuhkan integritas diri di masyarakat, khususnya para pemimpin di berbagai tingkatan. Kita harus mengakui bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sulit mencari tokoh yang memiliki integritas," kata adik kandung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.(*)
(T.S037/S024/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011