Bogor (ANTARA News) - Ratusan spesimen flora di ruang penggarangan Laboratoriun Herbarium Botani, milik LIPI, rusak, akibat terbakarnya sebuah oven yang digunakan untuk mengeringkan spesimen penelitian, Rabu.

Menurut Dedek, petugas di ruang Penggarang Laboratorium Herbarium Botani Cibinong Science Center, Bogor itu, peristiwa kebakaran terjadi Rabu, sekitar pukul 07.30 WIB, diduga karena korsleting listrik dari sebuah oven.

Akibat kebakaran tersebut, sekitar 300 spesimen yang dipanggang dalam oven berukuran lemari dua pintu tersebut rusak dan beberapa ada yang terbakar.

"Api sudah berhasil dipadamkan sekitar pukul 10.00 WIB," katanya saat ditemui di ruang laboratorium tersebut.

Dedek mengatakan, api tidak sempat membesar, namun karena ruangan tempat penyimpanan oven merupakan ruang kedap udara, sehingga asap tebal memenuhi ruangan.

Lebih lanjut ia mengatakan, api hanya membakar bagian dalam oven yang menyimpan 300 spesimen tumbuhan dari Kalimatan Barat milik Dr Dedy Darnaedi, peneliti LIPI.

"Api tidak sempat membesar, hanya asapnya saja yang banyak, karena ruangan kedap udara," katanya.

Ia mengatakan, api telah dipadamkan oleh karyawan LIPI dibantu petugas Damkar Kabupaten Bogor yang menurunkan dua unit mobil pemadam.

Sementara itu, menurut Dr Dedy Darnaedi, jenis tanaman yang sedang di panggang dalam oven adalah jenis tanaman yang diambil di Taman Nasional Betung Karihun, Kalimantan Barat.

"Selama satu bulan kita melakukan penelitian tumbuhan di sana, 300 spesimen yang ada di dalam oven itu adalah tumbuhan-tumbuhan jenis baru yang ingin kita teliti, kita kirim ke laboratorium," katanya.

Dedy mengatakan, dari 300 spesimen tumbuhan yang dikeringkan di dalam oven tersebut, 15 persen diantaranya hangus terbakar dan sisanya masih bisa diselamatkan.

"Tapi kita belum tahu dari 15 persen yang selamat itu apakah ada jenis tumbuhan baru yang kita temukan di hutan Kalimantan itu," katanya.

Ia menyebutkan, penelitian yang dilakukannya bersama tiga orang peneliti flora dari Jepang dan satu orang ahli Taman Nasional adalah untuk menginventarisasi flora yang ada di Taman Nasional Betung Karihun Kalbar.

Selama satu bulan menjelajahi hutan para peneliti memperoleh empat karung atau sekitar 300 spesimen tumbuhan yang akan diteliti jenisnya.

Dalam proses penelitian, sebelum diteliti tumbuhan terlebih dahulu dikeringkan untuk proses pengawetan yang membutuhkan waktu kurang lebih tiga hari. Dalam perjalanan tersebut, oven yang digunakan untuk mengawetkan spesimen korsleting dan terbakar.

"Tidak semua terbakar, masih ada yang bisa diselamatkan. Tapi kita tidak tahu dari 15 persen spesimen yang terbakar ini apakah ada spesimen baru yang kita temukan," kata Dedy.

Karena kata Dedy, pada penelitian itu ditemukan jenis flora baru yakni Vittaria rheophylla sp nova (jenis paku-pakuan) dan Dendrobium rheophyton (jenis anggrek).

"Ada dua jenis tanaman baru yang kita temukan di hutan tersebut, tapi kita tidak tahu apakah ada di antara yang hangus terbakar atau yang selamat," katanya.

Deddy mengatakan peristiwa kebakaran oven baru pertama kali terjadi selama ia melakukan penelitian tersebut.

"Ini resiko dalam sebuah penelitian, jika jenis tanaman itu hilang, maka saya harus ke lapangan lagi untuk mengambil sampelnya," kata dia.

Dedy menyebutkan oven tersebut sudah tiga tahun di gunakan sejak gedung CSC di resmikan, selama kurun waktu tersebut tidak pernah terjadi peristiwa kebakaran.

Ia mengatakan, oven mengalami kerusakan 85 persen dan akan diperbaiki guna melanjutkan penelitian.

"Saat ini kita sedang melakukan penyelamatan spesimen yang berhasil terselamatkan, kita terpaksa mendata ulang jenis-jenis spesimen yang selamat," katanya.(*)
(T.KR-LR/D009/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011