Jakarta (ANTARA News) - PT Martina Berto Tbk akan (MBTO) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis dan di catat di papan pengembangan bursa.

Perseroan melepas 355 juta saham ke publik dan memperoleh dana dari hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp262,700 miliar.

Pada listing perdana Martina Berto, saham MBTO naik 8,1 persen ke level Rp800.

Total saham yang dicatatkan di BEI sebesar 1.070.000.000. Harga penawaran saham perdana PT Martina Berto Tbk sebesar Rp740 per saham.

Direktur utama Martina Berto, Bryan David Emil, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa tercatatnya saham perusahaan dengan kode perdagangan saham MBTO ini merupakan momentum bagi perusahaan untuk dapat lebih mengembangkan dan memajukan usaha perusahaan ke depan.

"Dengan perusahaan mencatatkan saham di bursa, kami yakin perusahaan kami akan terus berkembang, dan dapat menjadi salah satu perusahan kosmetik dan spa yang diperhitungkan dikawasan Asia-Pacifik," ujarnya.

Ia menambahkan, dari dana hasil IPO itu sekitar 54 persen akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik baru di Cikarang serta pembelian mesin-mesin produksi dan utilitas.

Sisanya, lanjut dia, akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja seperti renovasi gedung, pengembangan Martha Tilaar Shop (MTS) sebagai pelayan konsumen didalam negeri dan sebagai market entry point di kawasan Asia-Pasific, serta beragam pengembangan lainnya.

"Dengan suksesnya IPO ini, posisi MBTO sebagai perusahaan kosmetik dan spa untuk kategori colour cosmetic akan meningkatkan menjadi ranking satu, serta ranking ke tiga untuk kategori skin care," katanya.

Direktur Penilaian Eddy Sugito mengatakan, saham MBTO ini dicatat di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ia memaparkan, saham yang dicatatkan di BEI dibagi atas dua papan pencatatan, yakni papan utama dan papan pengembangan. Papan utama ditujukan untuk calon emiten atau emiten yang mempunyai ukuran besar dan mempunyai rekam jejak yang baik.

Papan pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di papan utama, termasuk perusahaan yang prospektif namun belum menghasilkan keuntungan.

Ada pun kepemilikan saham setelah penawaran umum saham perdana PT Marthana Megahayu Inti sebesar 714.999.990 atau 66,82 persen, PT Marthana Megahayu sebesar 0,005 persen, PT Bringin Wulanki Ayu sebesar 0,005 persen dan publik sebesar 355.000.000 saham atau 33,17 persen.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011