Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah meyakini penerbitan instrumen investasi sukuk ritel (sukri) dengan seri SR003 mulai 23 Februari 2011 mendatang akan banyak diminati masyarakat.

Untuk itu, pemerintah tidak melakukan jumlah pembatasan pembelian bagi masyarakat untuk membeli instrumen ini, demikian diungkapkan Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto di Jakarta, Jumat,

"Dari penerbitan dua sukri terakhir, belum ada pembatasan. Penjualannya berdasarkan nilai minimum Rp5 juta, maksimum satu investor tidak ada pembatasan, berbeda dengan ORI, kita harapkan dapat memancing minat masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, ada berbagai macam keuntungan yang ditawarkan sukuk ritel antara lain adanya underlying asset sesuai prinsip syariah, adanya bebas resiko gagal bayar dan default risk, kemudian sukuk ritel dapat diperdagangkan (tradeable) berbeda dengan deposito yang nontradeable.

"Imbalan kupon sukuk ritel juga lebih tinggi dari deposito dan dibayar setiap bulan, dengan kupon efektif lebih tinggi dari yang dicantumkan. Jadi misal kalau (bunga) 3 persen, secara efektif bisa lebih tinggi dari 3 persen pertahun, karena kupon dibayar setiap bulan," ujarnya.

Dengan kupon sukuk ritel yang lebih tinggi dari deposito, ia menambahkan, masyarakat tidak akan rugi memegang instrumen ini hingga jatuh tempo, karena nilai pokok tidak akan berkurang.

Ia mengatakan tidak ada target indikatif dari penerbitan sukri ini karena tergantung dari seberapa besar penjualan jumlah instrumen yang dilakukan agen penjual.

"Target ditentukan dari jumlah yang bisa dijual agen, memang beda dengan lelang sukuk negara dan lelang SUN. Ini tidak bisa diputuskan sampai pada tahap harus ditentukan. Berdasarkan pengalaman kita bisa upsize, jadi kami sengaja tidak menyampaikan target indikatif," ujar Rahmat.

Rahmat juga memaparkan jadwal kegiatan terkait dengan penerbitan seri SR 003 yaitu masa penawaran pada 7-18 Februari 2011, penjatahan setelah masa penawaran dan order pembelian yaitu melakukan bookbuilding dalam masa penawaran untuk mendapatkan daftar investor yang melakukan order pada 21 Februari 2011 dan settlement pada saat melakukan penerbitan pada 23 Feb 2011.

"Sebelumnya menteri keuangan akan melakukan pembukaan masa penawaran dan memberikan penghargaan pada tiga agen penjual sukri terbaik seri sebelumnya yaitu seri SR002 pada 7 Februari," ujarnya.

Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Utang Dahlan Siamat mengatakan penerbitan sukri menggunakan underlying asset sebesar Rp10,8 triliun, dalam hal ini barang milik negara (BMN) seperti tanah dan bangunan dari berbagai kementerian dan lembaga.

Sementara, sebanyak 20 agen penjual sukuk ritel 2011 yang telah ditetapkan pemerintah adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, PT Mega Capital Indonesia dan PT Bahan Securities.

Kemudian PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, PT Danareksa Sekuritas, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk.

PT Trimegah Securities Tbk, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Citibank, Standard Chartered Bank, PT Sucorinvest Central Gani.

PT Reliance Securities Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Ciptadana Securities serta PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. Sementara konsultan hukum yang ditetapkan adalah Ary Zulfikar & Partners Legal Consultant.(*)
(T.S034/R010/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011