Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Lima warga sipil tewas dan enam lain cedera ketika mortir yang ditembakkan dari Afghanistan menghantam sebuah desa perbatasan di kawasan suku Pakistan baratlaut, kata beberapa pejabat militer, Jumat.

"Lima mortir yang ditembakkan dari sisi perbatasan Afghanistan mendarat di desa Teti Madakhel," di distrik Mir Ali di Waziristan Utara pada Kamis malam, kata seorang pejabat militer.

Ia menyatakan, mortir-mortir itu menghantam sejumlah rumah yang terletak tiga kilometer dari perbatasan.

"Akibatnya, lima warga sipil -- tiga wanita dan dua pria -- tewas dan enam orang cedera," katanya.

Korban-korban yang terluka dikonfirmasi oleh seorang dokter di rumah sakit pemerintah di Mir Ali.

Beberapa pejabat intelijen di kota utama kawasan itu, Miranshah, mengkonfirmasi serangan mortir tersebut dan mengatakan, senjata itu berasal dari provinsi berdekatan Khost, Afghanistan.

Baik gerilyawan Taliban maupun pasukan NATO menggunakan mortir sebagai senjata perang mereka.

Seorang juru bicara NATO di Kabul mengatakan, pihaknya tidak menerima laporan mengenai penembakan mortir oleh pasukan koalisi di daerah itu.

"Kami memeriksa semua satuan kami yang beroperasi di daerah itu dan tidak ada penembakan mortir," kata pasukan aliansi itu dalam sebuah pernyataan email.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

AS meningkatkan serangan rudal oleh pesawat tak berawak ke Waziristan Utara setelah seorang pembom bunuh diri Yordania menyerang sebuah pangkalan AS di seberang perbatasan di provinsi Khost, Afghanistan, pada akhir Desember, yang menewaskan tujuh pegawai CIA.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011