Jakarta (ANTARA News) - Staf Khusus Presiden Bidang Politik Daniel Sparingga mengatakan pernyataan tokoh lintas agama yang menilai Pemerintah telah melakukan kebohongan bisa berimbas pada citra yang telah dibangun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Pernyataan tokoh lintas agama itu adalah sesuatu yang serius dan perlu disikapi, karena implikasi bisa mempengaruhi integritas Presiden," katanya pada diskusi polemik "Musim Berbohong" di Jakarta, Sabtu.

Diskusi yang diselenggarakan sebuah radio swasta itu menghadirkan pembicara Psikolog Politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk, Pengamat Kebudayaan Radhar Panca Dahana, Aktivis Koalisi Masyarakat dan Pemuda Antikorupsi (Kompak) Ray Rangkuti, dan Staf Khusus Presiden Bidang Politik Daniel Sparingga.

Daniel Sparingga mengilustrasikan, pada saat Amerika Serikat dipimpin oleh Presiden Richard NIxon pada tahun 1970-an, Presiden Nixon dituduh berbohong dalam skandal "Watergate".

Presiden Nixon kemudian memutuskan mundur dari jabatannya dan bahkan pada sampul sebuah majalah menampilkan wajah Presiden NIxon berhidung panjang seperti tokoh Pinokio.

"Presiden Yudhoyono tidak ingin pernyataan tokoh lintas agama itu menjadi opini publik. Presiden berharap, sangkaan bahwa dirinya berbohong tidak sampai berkembang," kata Daniel

Daniel menambahkan, Pemerintahan Presiden Yudhoyono daripada dituduh berbohong lebih baik dituduh inkonsistensi atau pecah kongsi antara fakta dengan janji.

Kalaupun disebut gagal, kata dia, hal itu masih lebih baik daripada dituduh berbohong, karena kalau bohong itu memelintir fakta secara aktif.

Aktivis Koalisi Masyarakat dan Pemuda Antikorupsi (Kompak) Ray Rangkuti menyatakan, dirinya tidak menduga jika pernyataan tokoh lintas agama yang turut ditandatanganinya itu membuat Presiden Yudhoyono menjadi tidak nyaman.

Ray Rangkuti juga menyatakan, tidak tahu kalau pernyataan berbohong dari tokoh lintas agama itu dianggap sebagai persoalan serius oleh Pemerintah. 
(ANT/A024)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011