Boyolali (ANTARA News) - Dari sekitar 100 juta meter kubik material vulkanik yang dimuntahkan Gunung Merapi, baru sekitar 35 persennya yang telah longsor terbawa air hujan dan menimbulkan banjir lahar dingin dahsyat belakangan ini.

"Muntahan meterial vulkanik Merapi diperkirakan mencapai 100 juta meter kubik, tetapi yang longsor terbawa air hujan baru sekitar 35 persen," kata Petugas Pengamatan Gunung Merapi di Pos Jrakah, Selo, Boyolali, Jateng, Purwono, Selasa.

Oleh karena itu, pihaknya menghimbau warga lereng Merapi tetap waspada, karena ancaman banjir lahar dingin sangat berbahaya di radius 20 kilometer.

Menurut dia, pengamatan secara visual puncak Merapi sering diselimuti mendung tebal dan sering turun hujan sehingga kemungkinan banjir lahar sangat membahayakan penduduk.

Dalam cuaca cerah, di Puncak Merapi tampak gundukan material vulkanik yang sudah longsor baru sebelah barat dan selatan. Sebagian dari longsor itu pun masih tertahan di lereng bebatuan sehingga tampak menggantung.

Dengan curah hujan tinggi seperti sekarang, bisa terjadi longsor secara tiba-tiba.

Material vulkanik berupa pasir dan bebatuan yang terbawa air hujan hampir memenuhi seluruh sungai berhulu puncak Merapi. Bahkan, tiga sungai, yakni Gendol, Trising, dan Apu sangat berbahaya karena ketiganya berhulu di puncak Merapi.

Kali Apu dan Trising bermuara ke Kali Pabelan, kondisi dam jembatan penyeberangan kini sudah runtuh diterjang lahar. Luncuran lahar dingin hingga mencapai sekitar 25 kilometer.

Aktivitas Merapi saat ini, kata dia, masih memunculkan gempa vulkanik satu hingga tiga kali per hari, multiphase dan guguran, meski sekalanya sangat kecil.

Gempa vulkanik dan multiphase tersebut, menurut dia, hanya bertekanan kecil dalam pembentukan kubah lava baru di puncak. Jika kondisi cuaca cerah pada malam hari, kubah lava terlihat ada titik api diam.

Namun tidak berpotensi terjadi erupsi karena tekanan dari dalam perut gunung sangat kecil.

Sementara menurut Plt Sekretaris Daerah Pemkab Boyolali, Mulyatno, ada sekitar 15 jembatan di wilayah Boyolali yang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin belum lama ini.

Akibat banjir lahar di Boyolali tersebut, kata dia, sejumlah dusun di lereng Merapi, di Selo terancam terisolir, karena jembatan penghubung ke dusun itu terputus.

Oleh karena itu, Pemkab Boyolali akan melaksanakan pembangunan jembatan darurat di tempat aliran sungai yang berhulu di puncak Merapi Kecamatan Selo, dengan skala prioritas, karena anggaran yang tersedia terbatas.

"Pembangunan jembatan darurat tersebut tidak di seluruh lokasi yang terputus, tetapi hanya di beberapa tempat yang menjadi prioritas karena dananya terbatas," katanya.

Pembangunan jembatan darurat tersebut, kata dia, secara teknis pembiayaannya diserahkan ke Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Boyolali. Dana BNPB itu, totalnya Rp3 miliar, yang dibagikan untuk logistik, pembangunan pipa air minum, bibit tanaman sayuran, dan jembatan darurat.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011