Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Jerman KfW Bankengruppe menyediakan dana hibah sebesar 7,7 juta euro atau sekitar Rp90 miliar untuk membiayai kegiatan eksplorasi wilayah kerja pertambangan panas bumi Seulawah Agam di provinsi Aceh dalam kerangka kerja sama pembangunan Indonesia-Jerman.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto dengan Direktur KfW Bankengruppe Bjorn Thies di Jakarta, Selasa.

Menurut Rahmat, proyek tersebut membantu usaha pemerintah dalam meningkatkan pasokan daya listrik dari sumber energi terbarukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dalam sektor.

"Diharapkan kita menjadi lebih mandiri dari impor bahan bakar fosil serta untuk meningkatkan keandalan pasokan energi dalam negeri," ujarnya.

Sebagian dana yang disediakan, Rahmat menambahkan, akan digunakan untuk membiayai seorang penasehat transaksi untuk membantuk pelelangan konsensi dan seorang konsultan pelatihan untuk membantu peningkatan kapasitas didalam institusi pelaksana proyek.

Sementara, sebagian dana juga akan digunakan untuk mengurangi risiko-risiko geologis untuk selanjutnya dilakukan eksploitasi wilayah serta konstruksi pembangkit listrik panas bumi berdaya 55 MW dengan membiayai sebagian pengeboran ekspolasi serta studi kelayakan.

Rahmat menambahkan, proyek ini menjadi pembangunan infrastruktur panas bumi pertama di Indonesia yang dilaksanakan dengan pola kerjasama pemerintah dan swasta atau Public Private Partnership (PPP).

"Proyek ini diharapkan menjadi contoh bagi pelaksanaan proyek panas bumi tahap selanjutnya di Indonesia," ujarnya.

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf mengharapkan dengan adanya kerja sama ini pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di gunung Seulawah Agam di kecamatan Lembah dapat segera terlaksana.

"Kehadiran energi listrik ini untuk pembangunan Aceh yang lebih penting di masa mendatang, karena merupakan syarat vital dalam pembangunan," ujarnya.

Ia mengatakan, Aceh memiliki potensi energi primer yang cukup besar yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik seperti tenaga air dan panas bumi.

Saat ini, Aceh memiliki tercatat 17 lokasi energi panas bumi yang memiliki potensi 1.115 MWE (Megawatt Electric) di mana dua di antaranya Jaboi Sabang dan Seulawah Agam segera ditetapkan menjadi wilayah kerja pertambangan (WKP).

"Kawasan Jaboi Sabang segera memasuki tahap eksplorasi dan selesai 2013 sedangkan Seulawah Agam segera memasuki tahap pelelangan," ujar Irwandi.

Irwandi mengharapkan potensi energi primer lainnya seperti tenaga air dapat segera berkembang untuk mengoptimalkan sumber energi ramah lingkungan sehingga pada 2015 suplai energi listrik Aceh akan berlebih.

Pembangunan proyek ini merupakan bagian dari kerjasama Indonesia-Jerman untuk perubahan iklim, yang menyediakan bantuan kepada pemerintah Indonesia pada bidang energi panas bumi, kehutanan (REDD) dan perlindungan iklim perkotaan.

Sebelumnya, pada November 2010, pemerintah Jerman melalui Bank Pembangunan Jerman telah mengalokasikan dana total Euro 253 juta Euro atau sekitar Rp3 triliun berupa pinjaman lunak atau hibah untuk membantu proyek dibawah kerjasama ini.

Jumlah tersebut menambah jumlah komitmen sebelumnya dan secara keseluruhan pinjaman lunak atau hibah ini menjadi 335 juta Euro atau sekitar Rp4 triliun.(*)
(T.S034/S019/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011