Banda Aceh (ANTARA News) - Aktivitas masyarakat di kepulauan Simeulue, Provinsi Aceh kembali normal pascagempa berkekuatan 5,7 pada Skala Richter (SR) yang menguncang wilayah itu pada Selasa (18/1) sore.

Camat Kecamatan Simeulue Timur, Arminsyah yang dihubungi dari Banda Aceh, Selasa malam menyebutkan sebagian masyarakat di wilayahnya sempat mencari daratan lebih tinggi ketika merasakan guncangan gempa karena khawatir tsunami.

"Memang sebagian warga saya sempat mengungsikan mencari dataran lebih tinggi pascagempa, namun kini mereka sudah kembali ke rumahnya masing-masing dan suasana kembali normal," katanya.

Camat Simeulue Timur menyebutkan sebagian kaca pada bangunan terminal bandar udara (bandara) Lasikin, mengalami pecah akibat gempa itu.

Selain itu, ia juga menyebutkan dua masjid di kecamatan tersebut retak-retak akibat gempa. Gempa bumi yang dirasakan masyarakat Simeulue mencapai lima kali dan terkuat adalah 5,7 SR.

Arminsyah menyebutkan, masyarakat di wilayahnya khawatir terjadi tsunami sehingga mereka langsung berinisiatif menyelamatkan diri setelah merasakan guncangan gempa.

"Selain trauma, warga juga berinisiatif berlarian mencari daratan lebih tinggi setelah gempa karena khawatir terjadi tsunami, terutama masyarakat yang berdomisili di pesisir pantai," katanya.

Kabupaten Simuelue yang berhadapan langsung dengan perairan Samudera Hindia itu merupakan salah satu daerah rawan bencana alam gempa bumi, karena letaknya dipatahan lempeng bumi.

Arminsyah menyebutkan listrik PLN yang saat gempa sempat padam, namun kini telah normal kembali.

Gempa bumi berkekuatan 5,7 pada Skala Richter (SR) pukul 18.33 WIB , Selasa, dan guncangannya cukup keras dirasakan masyarakat di kepulauan tersebut.

Pusat gempa menjelang senja itu pada posisi 2,47 lintang utara (LU) dan 96,29 bujur timur (BT) dengan kedalaman 10 kilometer, atau berjarak sekitar tujuh kilometer dari kepulauan tersebut.(*)

(T.A042/R009)



Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011