Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa tidak ada lagi warga negara Indonesia yang berada di daerah rawan pascaevakuasi terhadap dua TKI yang bekerja di Istana Kepresidenan Tunisia.

Menurut Siaran Pers Kemlu yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu, berdasarkan pemantauan dan pendataan Kedutaan Besar Republik Indonesia Tunis per 18 Januari pukul 15.00 waktu setempat sudah tidak ada lagi WNI, terutama TKI, yang tinggal di daerah rawan di Tunisia.

Dua orang WNI yang dievakuasi dari Istana Kepresidenan Tunisia saat ini telah berada di Wisma Duta Besar RI Tunis dan berada dalam perlindungan KBRI Tunis.

Dua orang WNI tersebut akhirnya dapat keluar dari Istana setelah dilakukan koordinasi secara intensif antara KBRI Tunis, Kementerian Luar Negeri Tunisia dan Keamanan Istana Kepresidenan.

Sebelumnya, KBRI Tunis telah berkali-kali mengupayakan pengamanan mereka ke Wisma Dubes RI, namun tidak mendapatkan akses masuk ke dalam Istana Kepresidenan Tunisia karena masih terjadinya perselisihan antara Pasukan Pengamanan Presiden dan Angkatan Darat Tunisia.

Dari keseluruhan 120 orang WNI di Tunisia, 77 orang telah berada dalam perlindungan dan pengamanan KBRI Tunis. Adapun 43 orang lainnya masih berada di kediamannya masing-masing dalam keadaan aman. KBRI Tunis terus memantau keberadaan dan keadaan mereka.

Sebelumnya, pemerintah transisi melalui Kementerian Luar Negeri Tunisia menjamin keamanan bagi WNI tersebut.

Jaminan keamanan itu disampaikan saat Dubes Ibnu pada Senin (17/1) bertemu dengan Direktur Jenderal Urusan Asia pada Kementerian Luar Negeri Tunisia, Kasry.

Dalam pertemuan tersebut Dubes Ibnu menyampaikan keprihatinan dan simpati serta harapan dari pemerintah dan rakyat Indonesia semoga cobaan yang dialami Tunisia ini segera pulih.

Kementerian Luar Negeri Tunisia menyampaikan terima kasih atas keprihatinan dan simpati bangsa, katanya.(*)
(T.G003/B013/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011