Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan bahwa impor bahan pangan tidak selalu dapat menahan laju inflasi yang saat ini cenderung meningkat.

"`Power`-nya memang menahan inflasi tapi ini selama harga dunia masih rendah," kata Kepala BPS Rusman Heriawan usai rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Kamis malam.

Ia mengakui hingga saat ini pihaknya belum melakukan pengkajian lebih rinci bagaimana dampak impor pangan termasuk pembebasan bea masuknya terhadap inflasi.

"Belum (ada kajian), tapi `power`-nya menahan inflasi selama harga dunia lebih rendah," tegasnya.

Rusman mengakui, harga pangan khususnya beras jenis premium di dunia saat ini masih lebih rendah dibanding dengan dalam negeri.

"Sekarang masih di bawah, kalau enggak lebih rendah mengapa harus mengimpor," katanya.

Menurut dia, pembebasan bea masuk impor pangan ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan di dalam negeri.

Namun menurut dia, kebijakan impor termasuk pembebasan BM harus bersifat sementara karena jika dilakukan terus-menerus dapat mengganggu produksi dalam negeri dan mengganggu daya saing produk sendiri.

Selain itu, menurut Rusman, pangan merupakan barang konsumsi yang langsung dimakan sehingga tidak ada efek pengganda. Ini berbeda dengan impor barang modal yang mendorong adanya aktivitas ekonomi di dalam negeri.

Menurut Rusman, pembebasan BM impor pangan terutama beras juga tidak berarti kemudian impor pangan dapat dilakukan secara bebas.

"Kewenangan impor masih dipegang Bulog sebagai kepanjangan tangan pemerintah, tidak bisa importir bebas mengimpor," katanya. (A039/A023/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011