Yogyakarta (ANTARA News) - Jogja Heritage Society menyiapkan konsep Taman Pendidikan Merapi dalam rangka memberikan proses pembelajaran bagi masyarakat tentang daerah yang mengalami kerusakan akibat erupsi gunung berapi itu.

"Kami menyiapkan konsep tata ruang kawasan Merapi sebagai taman pembelajaran. Kawasan luar biasa untuk belajar bagaimana kerusakan yang ditimbulkan akibat erupsi Merapi," kata Ketua Jogja Heritage Society (JHS) Laretna T Adhisakti di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, artefak-artefak berupa kerusakan tersebut perlu diselamatkan dan dikumpulkan untuk dijadikan peninggalan yang bisa dipelajari dan dikenang di kemudian hari. Jika daerah itu sudah hijau, orang sudah lupa bagaimana kerusakan sebelumnya.

"Area Taman Pendidikan Merapi meliputi museum tertutup dan museum komunitas, baik dalam ruangan maupun luar ruangan. Semua artefak akan dikumpulkan dan ditempatkan di museum-museum kecil yang didirikan di setiap dusun yang pernah mengalami kerusakan, seperti museum gempa di Kobe Jepang," katanya.

Ia mengatakan di setiap dusun di sekitar lereng dan kaki Merapi akan dibangun sejenis museum kecil yang dikelola masyarakat setempat.

Selain sebagai objek wisata, kata dia museum alam itu bisa menambah penghasilan ekonomi masyarakat sekitar.

"Daerah dusun yang rusak dan tidak layak huni dijadikan museum, misalnya spesifik daerah alur awan panas, aliran lahar, dan bebatuan Merapi," kata dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.

Menurut dia, konsep itu sedang digodok para pemerhati heritage di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan para peneliti dan pemangku kepentingan. Selanjutnya akan diajukan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY.

"Kami berencana mengajukan konsep tersebut kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam konsep Taman Pendidikan Merapi itu, peran masyarakat cukup penting," katanya. (B015/M008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011