Magelang (ANTARA News) - Sebanyak 52 bendung irigasi di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, rusak karena diterjang banjir lahar dingin.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Pemerintah Kabupaten Magelang, Wijayanti, di Magelang Senin mengatakan, sejak banjir lahar dingin pascaerupsi Merapi 2010 hingga saat ini sebanyak 52 bendung irigasi mengalami kerusakan.

Menurut dia, sejumlah bendung irigasi yang mengairi sekitar 5.590 hektare sawah tersebut mengalami rusak ringan hingga hancur.

Ia menyebutkan, sejumlah bendung irigasi tersebut terdapat di aliran Sungai Pabelan sebanyak 13 bendung untuk mengairi 3.660 hektare, Sungai Tringsing satu bendung (71 hektare), dan Sungai Senowo tiga bendung (236 hektare).

Selain itu, katanya, Sungai Lamat satu bendung (269 hektare), Sungai Putih 12 bendung (475 hektare), Sungai Batang 13 bendung (411 hektere), dan Sungai Blongkeng sembilan bendung (473 hektare).

Wijayanti mengatakan, masih berlangsungnya banjir lahar pada musim hujan ini diprediksi kerusakan jaringan irigasi dan sawah yang terancam kekeringan akan bertambah luas.

Pada musim hujan ini, katanya, lahan sawah yang memanfaatkan air dari sejumlah bendungan tersebut belum merasakan dampaknya karena sekarang masih ada air hujan.

Namun, katanya, setelah musim hujan dan bendungan belum diperbaiki akan terjadi ancaman kekeringan.

Direktur Lembaga Konsultan dan Agribisnis "Beras Merah" Magelang, Soekam Parwadi, mengatakan, jika sebelumnya 70 persen lahan sawah seluas 5.590 hektare itu ditanami padi, pada musim kemarau mendatang tidak dapat lagi ditanami padi.

Jika hal itu terjadi pada April hingga November 2011, ada pengurangan produksi padi dua kali masa panen dengan luasan sekitar tujuh ribu hektar.

"Kalau produksi rata-rata padi kawasan tersebut 5,6 ton gabah kering giling (GKG) per hektare, produksi padi di Kabupaten Magelang berkurang sekitar 39.200 ton GKG atau 21.560 ton beras," katanya.

(H018/M029/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011