Moskow (ANTARA News/AFP) - Seorang anggota kelompok gerilyawan etnis Rusia, Kaukasus Utara, muncul pertama kali sebagai tersangka dalam insiden bom bunuh diri di bandara utama Moskow yang menewaskan 35 orang, demikian sebuah laporan, Kamis.

Tiga hari setelah serangan itu, para penyelidik belum mengumumkan kesimpulan pasti, tetapi laporan tak resmi telah menunjuk kaitan kelompok Kaukasus Utara dengan ledakan misterius di Moskow 31 Desember lalu.

Menurut surat kabar Kommersant, penyelidikan sedang terfokus pada seorang lelaki bernama Razdobudko dari wilayah Stavropol di utara pegunungan Kaukasus yang diduga anggota kelompok pejuang Islam, Nogaisky Dzhamaat.

Koran tersebut kemudian mengatakan pihak berwajib sekarang percaya bahwa pelaku kemungkinan besar seorang lelaki beretnis Rusia, bukan salah satu kelompok etnis di Kaukasus.

"Ia bukan satu-satunya tersangka yang terlibat dalam serangan tersebut," tambah koran itu mengutip seorang sumber keamanan. "Jadi belum pantas untuk tergesa-gesa mengambil kesimpulan seperti itu."

Kommersant juga menegaskan laporan sebelumnya bahwa serangan di bandara Domodedovo dapat dikaitkan dengan ledakan di Moskow pada 31 Desember malam saat pelaku perempuan bom bunuh diri itu dipercaya meledakkan diri secara tak sengaja.

Beberapa laporan menyebutkan perempuan itu sedang menyiapkan serangan berskala besar di pusat kota Moskow pada malam tahun baru dan detonatornya terpicu saat ia menerima sms sampah ke ponselnya, berisi ucapan selamat tahun baru 2011.

Kommersant mengatakan bahwa pelaku itu ditemani seorang perempuan lain, lalu dipaksa pergi ke Moskow setelah sejumlah anggota dari Nogaisky Dzhamaat mengancam keselamatan anak-anaknya.

Ancaman tersebut kemungkinan datang dari Razdobudko sendiri, lapor suratkabar itu.

Gerilyawan dari Kaukasus Utara dituduh berada dibalik serangkaian serangan di Rusia dalam beberapa tahun terakhir, diantaranya dua kali bom bunuh diri di kereta api bawah tanah Moskow pada 2010.

KR-IFB/H-AK

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011