"Saya amati, ada tv-tv yang setiap tayangan beritanya selalu menyudutkan dan justru membingungkan masyarakat," katanya, saat dialog dengan para pegawai di lingkungan pemerintah Provinsi Gorontalo, Kamis.
Ia tak menampik bahwa bahwa bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi demokrasi, namun bukan berarti media massa justru membingungkan masyarakat.
"Saya saat ini lebih suka masuk jejaring sosial, daripada nonton televisi yang isinya menimbulkan keresahan di masyarakat," ungkapnya.
Terlebih lagi, berita provokatif tersebut justru membuat masyarakat makin stress dan tak tahu lagi mana yang benar dan mana yang salah.
Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat lebih hati-hati memilih tayangan televisi, sehingga bisa bekerja dan berkarya dengan tenang.
Marzuki mencontohkan, pemberitaan mengenai Presiden SBY curhat soal gaji menurutnya terlalu dibesar-besarkan.
"Padahal presiden niatnya baik, yakni tidak mau memikirkan kepentingan dirinya dan mengutamakan kenaikan gaji para pegawai. Kok ditanggapinya berlebihan," tambahnya.(*)
(T.D015/M031)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011