Ambon (ANTARA News) - 100-an pemuda yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kedamaian Kota Ambon berdemostrasi di Polda Maluku, Senin, menuntut aparat kepolisian setempat mengusut tuntas kasus perkelahian antarwarga Sulawesi Tenggara dengan warga Seram Bagian Timur (SBT) di Desa Batu Merah, Sirimau, Ambon, 9 Januari lalu.

"Kami minta Polda Maluku mengusut tuntas kasus ini sehingga tidak berdampak pada stabilitas keamanan di Ambon yang semakin kondusif," kata salah satu demonstran, Jafar Tukuwain, saat berorasi.

Menurut Tukuwain, akibat perkelahian antarkelompok itu, membuat membuat warga SBT yang tinggal di RT 04/14 Batu Merah Dalam resah dan takut sehingga memilih mengungsi untuk sementara ke rumah kerabat.

"Polisi harus segera menangkap para pelakunya untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Kami juga meminta Polisi memberikan jaminan keamanan sehingga warga dapat kembali ke rumahnya," kata Tukuwain.

Mahasiswa juga meminta Kapolda Maluku Brigjen Pol. Syarif Gunawan dan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu untuk mengimbau elit politik di Ambon untuk tidak memanfaatkan kasus ini sebagai bagian dari skenario politik menjelang Pilkada Kota Ambon yang dijadwalkan berlangsung Mei 2011.

"Kami mencintai pluralisme. Untuk itu kami meminta Kapolda dan Gubernur Ralahalu untuk mengimbau para elit politik untuk tidak menjadikan persoalan ini sebagai komoditi politik jelang Pilkada Ambon," ujar mahasiswa.

Selama hampir dua jam berdemonstrasi di halaman Polda Maluku, tetapi tidak sapu pun petinggi Polda yang bersedia menerima mereka untuk berdialog, sehingga mereka akhirnya keluar dan mendatangani Kantor Gubernur Maluku untuk melanjutkan aksinya.

Para mahasiswa juga tidak berhasil menemui Gubernur Ralahalu, Wakil Gubernur Said Assagaff dan Sekda Ros Far Far untuk menyampaikan aspirasinya karena tiga petinggu Maluku itu sedang melakukan tugas kedinasan di Jakarta.

Demonstrasi itu berlangsung aman karena mendapat pengawalan aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kantor Gubernur Maluku.

Bentrok antar kedua kelompok warga itu pertama kali terjadi 9 Januari lalu dan dipicu perkelahian dua orang pemuda saat menonton pesta khitanan di RT 04/14 Batu Merah dan berakibat salah seorang luka-luka.

Perkelahian itu memicu terjadinya beberapa kali bentrokan antar pemuda dari dua daerah berlainan itu dan puncaknya pada 29 Januari, sehingga mengakibatkan dua rumah warga SBT di RT 04/14 rusak parah, dan sebagian warga SBT memilih mengungsi ke rumah kerabatnya. (IVA/J007/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011