Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN mendorong PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I-XIV mempercepat ekspansi hulu dan hilir demi menangkap momentum peningkatan harga dan tingginya permintaan komoditas perkebunan di pasar internasional.

"Kami meminta seluruh BUMN Perkebunan melakukan ekspansi agar kinerja keuangan perseroan makin meningkat," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Primer, Megananda Daryono, kepada Antara, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.

Dengan memadukan ekspansi hulu dan hilir di setiap PTPN, menruut dia, industri minyak sawit nasional diharapkan bisa lebih berkembang, bahkan Indonesia menjadi produsen komoditi perkebunan terbesar di dunia khususnya sawit dan karet alam.

Berdasarkan data Kementerian BUMN, pada tahun 2010, total produksi minyak sawit seluruh PTPN diperkirakan mencapai 2,87 juta ton dan diproyeksikan melonjak menjadi 3,15 juta ton pada 2011.

Produk inti sawit melonjak menjadi 627.108 ton dari sebelumnya 568.756 ton, produksi karet mencapai 232.920 ton pada 2011, naik dari pronosa 2010 sebanyak 222.264 ton, komoditas teh dari 86.918 ton pada 2010 diperkirakan mencapai 87.207 ton, sedangkan total produksi gula PTPN 2011 diharapkan mencapai 1,669 juta ton dari perkiraan Rp1,317 juta ton 2010.

Ekspansi di sektor hulu dilaksanakan dengan memperluas areal lahan seperti di daerah Kalimantan Barat, dan Papua, termasuk peremajaan terhadap tanaman-tanaman hasil PTPN.

Ia mencontohkan, PTPN VI saat ini sedang melakukan ekspansi tanaman karet di Jambi dalam bentuk hutan tanaman industri (HTI) pada areal lahan seluas 10.000 hektare.

Meski begitu, ia mengakui, ekspansi lahan memiliki keterbatasan karena ketidaktersediaan lahan yang luas, juga dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Untuk itu, Megananda menambahkan, strategi mempercepat ekspansi di sektor hilir juga sangat penting untuk mengantisipasi kemungkinan melonjaknya produksi komoditi di tahun-tahun mendatang.

Tahun ini, sejumlah PTPN yang mulai serius menggarap bisnis hilir, seperti PTPN pembangunan pabrik ban sepeda motor.

Enam BUMN Kebun produsen karet akan membangun pabrik ban Medan Sumatera Utara dengan melibatkan konsorsium PTPN VIII (Jabar-Banten), PTPN III (Sumut), PTPN V (Riau), PTPN VII (Lampung-Sumsel), PTPN IX (Jateng), dan PTPN XIII (Kalimantan).

Meski masih dalam kajian, rencana tersebut sudah merupakan salah satu upaya pemerintah melalui PTPN mengembangkan industri manufaktur berbasis komoditas perkebunan.

Megananda tidak merinci berapa nilai investasi pendirian pabrik ban tersebut. "Yang penting dapat membentuk konsorsium agar dapat memperkuat permodalan pembangunan pabrik tersebut," ujarnya.

Selain itu, PTPN XII membangun kawasan industri agro, yaitu pabrik hilir komoditas kopi, teh dan coklat di Randu Agung, Pasuruan.

Sementra PTPN III dan PTPN IV menggandeng PT Pupuk Kalimantan Timur membangun pabrik pupuk jenis NPK, di Sumatera Utara, dengan investasi sekitar 40,42 juta dolar AS diharapkan beroperasi mulai 2011.

Menurut data Kementerian BUMN, pada 2011 BUMN Perkebunan menargetkan laba bersih sebesar Rp3,51 triliun, meningkat 28,1 persen dari prognosa laba bersih 2010 sebesar Rp2,74 triliun.(*)

(R017/A027)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011