Mimika (ANTARA) - Atlet atletik Rio Maholtra kepincut dengan ukiran khas suku Kamoro yang tinggal di kawasan pesisir Mimika dan membelinya sebagai kenang-kenangan berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.

"Ini beli tiga (ukiran), rencana sama yang itu juga," kata Rio sambil menunjuk satu ukiran yang dimaksud, saat ditemui di Pasar Lama Timika, Mimika, Papua, Jumat.

Rio kedapatan berkeliling pasar bersama sejumlah rekannya untuk berbelanja oleh-oleh khas Mimika.

Peraih medali emas nomor 110 meter gawang putra PON Papua itu membeli tiga ukiran, yakni satu bermotifkan ikan dan dua ukiran tongkat.

Namun, rencananya Rio masih akan membeli satu ukiran lagi yang berukuran lebih besar karena tertarik dengan sejarahnya.

Meski baru pertama kali membeli ukiran, Rio mengaku senang dengan sesuatu yang unik dan tidak banyak dijual di pasaran.

"Seneng. Karena gak banyak tempat yang jualnya. Aku memang suka yang 'limited edition'," kata Rio.

Apalagi, pria kelahiran Lahat, Sumsel, 28 Desember 1993 mengetahui jika ukiran suku Kamoro memiliki nilai dan makna tersendiri di setiap motifnya.

"Jadi, mereka bikinnya gak sembarangan. Ada sejarahnya," kata atlet yang mewakili Sumatera Selatan tersebut.

Di PON Papua, Rio yang juga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) itu terjun di nomor spesialisasinya, yakni 110 meter gawang.

Selain meraih medali, Rio juga mencatatkan waktu 14,11 detik, atau memecahkan rekor PON atas nama Edi Zakaria pada 2004 dengan waktu 14,16 detik.

Namun, rekor nasional masih dipegang oleh Rio dengan catatan waktu 14,02 detik yang dicetaknya pada semifinal Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia.

Baca juga: Rio Maholtra raih emas 110 meter gawang putra PON Papua
Baca juga: Rio Maholtra, sosok Paspampres pemecah rekor atletik

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021